Tumbuh Dua Digit, BCA Syariah Cetak Laba Rp34,46 Miliar Kuartal I/2021

Bisnis.com,06 Agt 2021, 14:20 WIB
Penulis: Khadijah Shahnaz
Karyawan menghitung uang rupiah di kantor cabang Bank BCA Syariah di Jakarta, Selasa (7/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BCA Syariah atau BCA Syariah mencatatkan kinerja positif di semester 1/2021. Hal ini terlihat dengan laba sebelum pajak yang meningkat 18,34 persen yoy menjadi Rp34,46 miliar dari sebelumnya Rp28,00 miliar. 

Direktur BCA Syariah Pranata mengatakan dengan BCA syariah melakukan beberapa penerapan kebijakan strategis untuk mempertahankan pertumbuhan di semester I/2021.

BCA syariah pun melakukan pertumbuhan berkelanjutan dengan melakukan inovasi dalam layanan dan produk unggulan untuk peningkatan portofolio dana murah, manajemen risiko yang handal dan penguatan SDM unggul melalui program pengembangan yang berkesinambungan.

"Hal ini terlihat dari total aset BCA Syariah tumbuh 14,32 persen secara tahunan (yoy) atau sebesar Rp9,7 triliun," ujar Pranata dalam press conference virtual pada Jumat (6/8/2021).

Pranata juga memaparkan pembiayaan BCA Syariah mengalami pertumbuhan 3,47 persen yoy menjadi Rp 5,9 triliun dibandingkan periode sebelumnya Rp5,7 triliun.

"Melambatnya pertumbuhan pembiayaan BCA syariah di semester I/ 2021 di antaranya disebabkan masih rendahnya kebutuhan pembiayaan untuk ekspansi usaha di masa pandemi," paparnya.

Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) meningkat 13,18 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp6,9 triliun dari Rp6,1 triliun. Pranata mengatakan peningkatan ini dikarenakan masyarakat masih percaya menempatkan dana di BCA syariah.

"Dengan manajemen aset dan liabilitas yang optimal, BCA Syariah dapat membukukan pertumbuhan laba sebelum pajak sebesar Rp44,2 miliar atau naik 18,34 persen yoy," ujarnya.

Secara umum rasio keuangan BCA Syariah dapat terjaga pada level yang baik dan memadai, terlihat dari capital adequacy ratio (CAR) BCA Syariah masih sangat memadai untuk ekspansi bisnis ke depan dengan rasio 43,76 persen.

Adapun, untuk rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) bisa terjaga dalam level yang rendah dan sehat untuk gross 0,73 persen dan net 0,01 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini