PREMIUM NOTES : Detik-detik IPO Bukalapak dan Bebasnya Indonesia dari Resesi Ekonomi

Bisnis.com,06 Agt 2021, 08:39 WIB
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Jakarta, Kamis (5/8/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Setelah berbagai negara mengalami, kali ini giliran China yang diadang kekhawatiran varian baru virus Covid-19. Kekhawatiran ini membuat beberapa kawasan di Negeri Panda mulai melakukan pembatasan sosial.

Kekhawatiran China juga menjadi ancaman seluruh dunia. Pasalnya, mulai adanya pembatasan secara perlahan memunculkan sinyal penurunan harga komoditas.

1. Alarm dari China Akhiri Pesta Harga Batu Bara, Minyak, Tembaga dkk?

Harga komoditas-komoditas seperti batu bara, minyak hingga tembaga memang terkerek signifikan sejak China memutar lagi roda-roda perekonomian dalam beberapa bulan terakhir.

Pembahasan selanjutnya dapat dibaca di sini.

 

Alat berat beroperasi di kawasan penambangan batu bara Desa Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Rabu (8/7/2020)./ANTARA FOTO-Syifa Yulinnas

2. Nestapa Saham Emiten Batu Bara di Tengah Kenaikan Harga

Ironisnya, ketika harga batu bara panas dalam beberapa terakhir dan kinerja emiten di sektor ini terkerek, pergerakan harga saham-saham si emas hitam justru berbanding terbalik.

Nama-nama seperti PT Adaro Energy Tbk. (ADRO), PT United Tractors, PT Indika Energy Tbk. (INDY) hingga PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) justru konsisten mengalami pelemahan harga saham.

Kontribusi emiten-emiten terhadap IHSG pun semakin minim. Termasuk ketika indeks ditutup menguat pada Kamis (5/8/2021), pergerakan emiten-emiten batu bara justru menunjukkan grafik merah.

Pembasan lanjutannya dapat dibaca di sini

3. IPO Bukalapak dan Deretan Calon Startup Alternatif di Lantai Bursa

Startup unikorn PT Bukalapak.com akan resmi listing di bursa dengan kode BUKA pada Jumat (6/8). Investor tampak menyambut gelaran tersebut dengan antusiasme tinggi, yang tercermin dari oversubscribed alias kelebihan pemesanan saham BUKA hingga 4 kali.

Sebagian investor pun terpaksa harus gigit jari lantaran tak kebagian jatah. Namun, sebagian pengamat menilai investor yang tak kebagian saham IPO tidak perlu khawatir.

Dengan saham BUKA diprediksi akan naik dan menjadi kemahalan, analis menilai bahwa mengambil strategi untuk menunggu IPO unikorn selanjutnya juga bukan keputusan yang buruk.

Selengkapnya dapat dibaca pada artikel ini.

Suasana deretan gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (23/3/2021)./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

 

4. Setelah 12 Purnama Ekonomi RI Bangkit dari Resesi, Sampai Kapan?

Perekonomian Indonesia resmi keluar dari resesi. Hal itu diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS), yang pada Kamis (5/8) kemarin mengumumkan bahwa sepanjang kuartal II/2021, PDB Indonesia tumbuh 7,07 persen secara year-on-year  (yoy).

Konon, menurut BPS, angka tersebut merupakan rekor tertinggi sejak pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2004 yang secara yoy sebesar 7,16 persen.

Namun, bila ditotal secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang semester I/2021 baru 3,01 persen secara yoy. Angka ini masih berada di bawah proyeksi S&P dan Moody's untuk tahun 2021.

Artinya, untuk menembus proyeksi tersebut, Indonesia masih perlu membukukan PDB dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik lagi pada semester II/2021. 

Pembahasan selanjutnya dapat dibaca di sini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini