Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) bakal melakukan aksi korporasi berupa penerbitan saham baru melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) V dalam rangka hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).
Dalam PUT V ini, BBYB akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 5 miliar saham baru atas nama dengan nilai nominal Rp100 setiap saham. Namun, harga pelaksanaan belum ditentukan.
Rencana PUT V Bank Neo telah memperoleh persetujuan RUPSLB yang diselenggarakan pada 28 Mei 2021. Dalam prospektus yang dirilis perseroan pada Jumat (6/8/2021), disebutkan bahwa pernyataan pendaftaran efek telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tetapi belum memperoleh pernyataan efektif dari regulator.
Sementara, dalam jadwal sementara tanggal efektif PUT V BBYB ini tertulis 9 September 2021 dengan periode perdagangan HMETD 23-30 September 2021. Adapun, periode pelaksanaan dan penyerahan saham hasil pelaksanaan HMETD pada 27 September-4 Oktober 2021.
Dana yang diperoleh dari hasil PUT V setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja pengembangan usaha Perseroan berupa penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya.
Saat ini, struktur pemegang saham Bank Neo yaitu PT Gozco Capital sebesar 18,94 persen, PT Asabri (Persero) 10,09 persen, PT Akulaku Silvrr Indonesia 24,98 persen, Yellow Brick Enterprise 11,10 persen, Rockcore Financial Technology Co. Ltd 6,12 persen, dan masyarakat sebesar 28,76 persen.
Belum lama ini, Akulaku Silvrr Indonesia menyatakan siap mengambil alih dan menjadi pemegang saham pengendali Bank Neo Commerce yang diperkirakan akan dilakukan pada Oktober 2021. Hal itu terungkap dalam publikasi Ringkasan Rancangan Pengambilalihan PT Bank Neo Commerce Tbk. oleh PT Akulaku Silvrr Indonesia, pada Rabu (28/7/2021).
Rancangan pengambilalihan ini sehubungan dengan kepemilikan Akulaku atas 1.664.157.909 saham BBYB atau sekitar 24,98 persen dari jumlah modal saham yang ditempatkan dan disetor di BBYB sebagai akibat dari pelaksanaan PUT III yang mengakibatkan Akulaku menjadi pemegang saham terbesar di BBYB. Serta, setelah Akulaku lulus uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) sebagai pemegang saham pengendali BBYB.
Dalam ringkasan rancangan, manajemen perseroan menyampaikan Akulaku melihat adanya kebutuhan dan pentingnya dukungan teknologi pada sektor finansial, khususnya perbankan.
Alasan dan tujuan Akulaku melakukan pengambilalihan untuk memanfaatkan teknologi tinggi yang dimiliki oleh Akulaku untuk membantu BBYB dalam melakukan transformasi digital terhadap layanan perbankan dan membawa BBYB ke tingkat baru dengan teknologi canggih dan transparansi yang lebih baik.
Dengan demikian, BBYB dapat memberikan layanan yang lebih cepat, akurat, efisien dan kepada pelanggannya.
"Sesuai dengan ketentuan Pasal 24 ayat 2 POJK 41/2019, pengambilalihan saham bank dianggap mengakibatkan beralihnya pengendalian bank apabila kepemilikan saham menjadi yang terbesar pada bank. Setelah pelaksanaan PUT III, Akulaku merupakan pemegang saham sebesar 1.664.157.909 saham BBYB atau sekitar 24,98 persen dari jumlah modal saham yang ditempatkan dan disetor di BBYB yang mengakibatkan Akulaku menjadi pemegang saham terbesar BBYB dan mengakibatkan beralihnya pengendalian atas BBYB," tulis manajemen.
Dokumen pengambilalihan saham BBYB telah disampaikan kepada OJK. Pengambilalihan tersebut juga telah memperoleh persetujuan OJK berdasarkan Surat Nomor SR-16/PB.1/2021 pada 26 Juli 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel