Kondisi Makroekonomi Indonesia Positif, Lelang Sukuk Besok Diyakini Akan Tetap Ramai

Bisnis.com,09 Agt 2021, 18:05 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara besok diprediksi akan tetap semarak seiring dengan kondisi makroekonomi domestik yang kondusif.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, minat investor terhadap surat utang pemerintah Indonesia masih cukup positif selama beberapa pekan terakhir.

Ia menjelaskan, hal ini terlihat dari tingginya angka penawaran pada lelang sukuk sebelumnya ataupun SUN pada pekan lalu yang cukup besar. Menurutnya, hal tersebut ditopang oleh kondisi makroekonomi Indonesia yang terjaga.

“Pergerakan rupiah saat ini cukup positif, selain itu angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang rilis pekan lalu juga menjadi katalis positif bagi investor yang berniat masuk ke SBSN,” katanya saat dihubungi pada Senin (9/8/2021).

Selain itu, semarak lelang besok juga akan terjaga seiring dengan melandainya imbal hasil (yield) SUN Indonesia. Data dari laman World Government Bonds mencatat, tingkat imbal hasil SUN Indonesia seri acuan 10 tahun berada di kisaran 6,364 persen.

Dalam sepekan terakhir, pergerakan yield SUN Indonesia terpantau menguat hingga 2,1 basis poin. Sedangkan, selama 1 bulan terakhir, pergerakan yield menguat sebesar 27 basis poin.

Lebih lanjut, Ramdhan menuturkan, kondisi tersebut juga dibantu oleh likuditas pada pasar domestik yang melimpah. Likuiditas tersebut utamanya berasal dari perbankan yang juga tengah mencari instrumen yang aman untuk menaruh dananya.

Sementara itu, ia mengatakan investor juga masih memantau pemberlakuan PPKM Level 4 di beberapa wilayah, termasuk DKI jakarta. Hal ini menurutnya membuat sejumlah investor akan cenderung wait and see ketimbang mengikuti lelang besok.

“Angka penawaran yang masuk pada lelang besok kemungkinan akan berada pada kisaran Rp45 triliun hingga Rp50 triliun,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini