Bisnis.com, JAKARTA - Tidak ada setitik pun keraguan terbesit di benak Nindya Aldila saat itu untuk mendaftar dan berpindah menggunakan layanan perbankan dari Bank Syariah Indonesia.
Tak ada halangan apapun saat rencana itu mulai terpikir di benaknya. Dia sudah menanti kehadiran bank ini sejak kabar rencana merger tiga bank syariah plat merah tersiar di mana-mana.
Wanita karier ini senang, pada akhirnya pemerintah serius menggarap perbankan syariah di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, kehadiran BSI diharapkan masuk dalam kategori 10 bank syariah terbesar di dunia.
Setelah syarat dan formulir diisi melalui ponsel, dia segera menuju ke kantor BNI Syariah di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat untuk menyelesaikan proses itu. Baginya tidak ada alasan lagi untuk tidak menggunakan bank syariah itu.
Gadis asal Semarang, Jawa Tengah ini bukan nasabah baru di perbankan syariah. Nindya sudah terbiasa menggunakan layanan bank berbasis syariah sejak beberapa tahun lalu. Karyawan swasta itu juga tidak menunggu waktu lama mengunduh BSI Mobile.
“Saya langsung mendaftar BSI, bahkan sebelum nasabah di Jakarta memulai migrasi. Aplikasinya langsung unduh ketika sudah tersedia di Playstore. Mudah banget pakainya,” ceritanya kepada Bisnis, Kamis (5/8/2021).
Awalnya, dia menganggap aplikasi ini sekadar untuk beberapa transaksi. Namun, kemudahan serta keamananya membuat Nindya menjadikan BSI Mobile sebagai andalan untuk semua transaksi rutin, membayar tagihan bulanan, hingga belanja online.
"Tak lupa juga, sebenarnya banyak promo juga yang sudah mulai banyak ditawarkan melalui BSI. Kalau memang ada kebutuhan, promonya cukup menarik," tuturnya.
Nindya bahkan menemukan apa yang sebelumnya tidak pernah ada pada mobile banking bank sebelumnya, yakni dapat menyalurkan sedekah.
"Bahkan, fitur sedekah ini terletak pada layar utama yang seakan selalu mengingatkan kita untuk bersedekah secara rutin untuk meningkatkan kualitas ibadah," imbuhnya.
"Tak hanya itu, aplikasi ini juga cukup mudah untuk memeriksa jadwal salat, dan bahkan berbuka, memeriksa kiblat hingga hari besar Islam," sambungnya.
Diana, seorang karyawan swasta di Jakarta memiliki pengalaman berbeda hingga akhirnya menggunakan BSI. Dia telah sejak lama mendambakan mobile banking syariah.
Namun, perempuan asal Sukabumi, Jawa Barat itu baru mendapat kesempatan saat berencana memulai kredit perumahan rakyat (KPR) bersama suami. Proses pembukaan tabungan sekaligus pengajuan pembiayaan syariah berjalan tanpa hambatan. Plus, dia telah dapat menggunakan BSI Mobile.
Pegawai menunjukan aplikasi Bank Syariah Indonesia (BSI) usai peresmiannya di Jakarta, Senin (1/2/2021)/ANTARA FOTO-Dhemas Reviyanto
Sedikit berbagi, Diana menyampaikan akad pembiayaan rumah syariah membuatnya lebih nyaman dalam mengatur rencana keuangan keluarga.
"Kalau bank konvensional, mungkin bisa menawarkan bunga fix dengan rendah sekali. Tapi, tidak akan bisa menawarkan fix sampai akhir pelunasan. Plus, kami juga dapat penawaraan margin yang sangat menarik dari BSI. Insya Allah rumah kami berkah dengan BSI," sebutnya.
Diana menuturkan setelah menggunakan beberapa waktu, Diana merasakan kebermanfaatan tabungan syariah ini. Kemudahan untuk membuka tabungan juga sangat mudah, baik untuk kebutuhan investasi atau ibadah haji.
"Kalau sudah ada uang lebih rencananya kami akan buka berbagai tabungan itu. Bagaimana pun sebagai keluarga muda di Ibu Kota, kami harus punya rencana keuangan yang matang. BSI Mobile ini membantu sekali, sih," sebutnya.
Meski masih berusia seumur jagung, BSI tancap gas menggeber seluruh tahapan merger. Perseroan juga menargetkan dapat menyelesaikan tahapan migrasi seluruh nasabah BNI Syariah, BRI Syariah serta Bank Syariah Mandiri ke BSI. Termasuk menyiapkan infrastruktur perbankan semaksimal mungkin.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi berpandangan bahwa perkembangan teknologi digital serta jumlah pengguna smartphone nasional yang besar adalah potensi bagi BSI untuk terus melakukan pengembangan fitur layanan pada BSI Mobile.
Lagi pula, bank syariah terbesar nasional ini berkomitmen untuk lebih memahami kebutuhan dan tren gaya hidup masyarakat di era digital. Harapannya, nasabah dapat melakukan semua transaksi keuangan lebih cepat, mudah dan aman.
BSI sejauh ini telah menghadirkan fitur-fitur baru di aplikasi BSI Mobile, seperti fitur Paylater dan Mitraguna Online. Bahkan, nasabah pun bisa menabung emas sampai pada gadai emas.
Pengguna BSI Mobile dapat mengecek waktu salat dan lokasi masjid terdekat. Melalui berbagai produk dan layanannya, BSI Mobile berupaya mendampingi nasabah sebagai sahabat finansial, sosial dan spiritual untuk memberikan manfaat yang seluas-luasnya bagi umat.
Teranyar, Hery menuturkan BSI telah memfasilitasi nasabah untuk dapat lebih mobile dengan tarik tunai tanpa kartu di ATM BSI dan outlet Indomaret di seluruh Indonesia.
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi/Bisnis-Himawan L Nugraha
“Nasabah tidak perlu lagi khawatir saat ketinggalan dompet atau kartu ATM dan dapat meminimalisir tingkat kejahatan di ATM yaitu skimming sekaligus memberikan rasa aman kepada masyarakat yang saat ini sedang bersama-sama berjuang melawan pandemi Covid-19,” tutur Hery.
Di samping kebutuhan general, Hery menuturkan perseroan juga mendorong nasabah untuk lebih aktif meningkatkan kualitas ibadah dengan bersedekah. Dia menuturkan fitur zakat, infaq, sedekah (Ziswaf) pun salah satu fitur andalan yang membedakan BSI dengan bank konvensional, bahkan bank syariah lain.
“Layanan seperti inilah yang dapat memudahkan masyarakat dalam berbagi secara cepat, aman dan nyaman kapanpun dan di manapun. Diharapkan fitur ini dapat memberikan berkontribusi untuk masyarakat yang terkena musibah salah satunya terkait pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini,” imbuhnya.
Kinerja Positif
Usaha tak menghianati hasil. Nilai transaksi kanal digital BSI sudah menembus Rp95,13 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari transaksi melalui layanan BSI Mobile yang naik 83,56 persen secara year-on-year (yoy).
Sepanjang Januari-Juni 2021, volume transaksi di BSI Mobile mencapai Rp41,99 triliun. Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 109,82 persen secara yoy. Capaian ini didorong oleh jumlah user mobile banking yang menembus 2,5 juta pengguna.
Direktur Pusat Studi Bisnis dan Ekonomi Syariah Institute Pertanian Bogor (CIEST-IPB) Irfan Syauqi Beik menilai potensi pasar yang perlu digarap BSI masih sangat luas. Terlebih, 52 persen komposisi penduduk nasional adalah generasi milenial dan generasi Z yang penggunaan teknologi digitalnya kuat.
“Jadi, bank syariah termasuk BSI harus betul-betul serius dalam mengembangkan teknologi digital banking-nya, dan menjadikannya sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti utk keperluan online payment,” sebutnya.
Irfan menilai kinerja BSI sudah sangat positif dan on the track. Meski demikian, dia menganggap perlu pengembangan lebih lanjut. Salah satu yang sangat kritikal adalah proses transisi perpindahan rekening dari ex-BRIS dan ex-BNIS.
“Saya melihat BSI mobile sudah semakin user friendly, meski harus terus menerus meningkatkan fitur-fitur yang ada. Misalnya fitur tapcash e-toll card yang ada di ex-BNIS bisa juga ada di BSI mobile. Juga penguatan fitur untuk keperluan transaksi UMKM, agar UMKM bisa semakin memanfaatkan fitur BSI Mobile untuk keperluan usaha mereka. Untuk itu, diperlukan juga sosialisasi yang lebih masif dan luas,” imbuhnya.
Kini, Nindya dan Diana tidak khawatir lagi mencari tahu jadwal salat harian. Sembari itu, keduanya juga dipermudah untuk menyalurkan sedekah semampunya. Bagi dua perempuan ini, keberadaan BSI bukan saja sebagai sarana transaksi, melainkan pula sebagai jalan untuk mengejar keberkahan dalam keuangan.
Di sisi lain, menggunakan perbankan syariah menurut Nindya, menjadi salah satu jalan yang mesti dilakukan seorang muslim. Baginya, menggunakan produk keuangan syariah akan memberikan ketenangan lebih dalam hati.
“Saya hanya ingin urusan yang sesuai syariah saja. Karena kan itu semua nanti ada pertanggung jawabannya. Harta yang halal meski sedikit, Insya Allah berkah,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel