Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) memperkirakan ekonomi semakin membaik ke depan, program restrukturisasi di perseroan pun kian berkurang.
Corporate Secretary BNI Mucharom mengatakan perseroan terus memantau nasabah yang bisnisnya terdampak pandemi Covid-19serta mengambil langkah strategis untuk melakukan program restrukturisasi.
Adapun di dalam proses restrukturisasi tersebut tentunya disertai dengan monitoring dan evaluasi secara intensif terhadap perkembangan kondisi usaha debitur, serta langkah-langkah penyelamatan melalui berbagai upaya, yang tidak terbatas pada skema penurunan suku bunga, perpanjangan jangka waktu, pengurangan tunggakan pokok/bunga, pengurangan kewajiban melalui penjualan jaminan kredit dan lainnya.
"Hal ini berlaku baik untuk debitur yang eligible untuk kami restrukturisasi dalam kerangka stimulus Covid-19, maupun debitur yang kami restrukturisasi secara business as usual [di luar stimulus Covid-19]," kata Mucharom dikutip Bisnis pada Selasa (10/8/2021).
Mucharom pun mengatakan berbagai upaya dilakukan oleh semua pihak dalam menekan Pandemi Covid–19, termasuk vaksinasi, di mana setelah orang sudah mulai mampu beradaptasi pada kondisi pandemi, seperti penerapan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari–hari.
BNI pun memperkirakan perekonomian juga akan berangsur membaik dan bergerak, bersamaan dengan mulai pulihnya usaha pada nasabah yang mengikuti program restrukturisasi. Zona pemulihan ekonomi ini terkonfirmasi dari laporan BPS hari ini yang menunjukan bahwa pada kuartal II/2021, perekonomian tumbuh 7,07 persen YoY, zona positif setelah 4 kuartal berada di zona pertumbuhan negatif.
Mucharom menambahkan dengan adanya pemulihan-pemulihan tersebut, BNI mulai mengeluarkan nasabah-nasabah peserta program restrukturisasi yang telah mulai membaik operasionalnya.
Sebagai gambaran, jumlah kredit yang BNI restrukturisasi dalam kerangka stimulus Covid-19 hingga Mei 2021 mencapai Rp82,19 triliun, telah berkurang jumlahnya dibandingkan dengan posisi Desember 2020 yang sebesar Rp102,3 triliun.
"Dengan recovery ekonomi yang terus berjalan, kami yakin bahwa situasi ini akan semakin membaik," tutup Mucharom.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel