PUPR Kembali Luncurkan Program Magister Super Spesialis

Bisnis.com,13 Agt 2021, 01:02 WIB
Penulis: Andi M. Arief
Ilustrasi proyek konstruksi./Kementerian PUPR

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membuka Program Magister Super Spesialis angkatan 2021/2022. Pemerintah telah menerima 156 orang yang berasal dari Kementerian PUPR dan enam BUMN Karya.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan lulusan dari program tersebut akan memegang penting dalam Kementerian PUPR. Menurutnya, pembangunan infrastruktur ke depannya harus berkonsep green infrastructure dengan tidak merusak lingkungan.

"Orang PU harus kuat, berani, dan berjiwa seni. Kuat kalau dia kompeten dan profesional di bidangnya, salah satunya bisa didapat lewat program ini. Manfaatkan kesempatan ini, harus lebih bersemangat belajar tidak hanya untuk mengejar ijazah, tetapi menambah kemampuan di bidang spesialis," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (12/8/2021).

Basuki berujar salah satu contoh konstruksi hijau yang diterapkan adalah proyek Jalan Tol Bawen-Yogyakarta. Menurutnya, pembangunan jalan bebas hambatan tersebut tidak membelah tebing, namun menerobos bukit dengan membangun terowongan

Di samping itu, Basuki menyampaikan program tersebut juga berfungsi untuk memasok tenaga kerja dengan spesialisasi khusus. Adapun, salah satu kemampuan yang dimaksud Basuki adalah eksplorasi air ranah dalam.

Basuki berujar pihaknya telah bekerja sama dengan empat perguruan tinggi untuk melaksanakan program tersebut, yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Diponegoro (UNDIP). Keempat perguruan tinggi tersebut akan menyediakan total 11 program studi yang diikuti oleh 156 peserta didik.

Menteri Pendidikan dan Budaya Nadiem Makarim menilai program Magister Super Spesialis dapat meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan dunia nyata. Adapun, Magister Super Spesialis akan fokus pada pendidikan di lapangan atau sekitar 70 persen dari waktu kegiatan belajar mengajar (KBM).

"Kita ingin anak-anak Indonesia keluar dari kampus untuk belajar bersama dosen untuk mendapatkan pengalaman riset, industri dan lainnya. Sebanyak mungkin praktisi harus dilibatkan menjadi mentor," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini