Survei CSIS : 42,4 Persen Peserta Kartu Prakerja Pakai Insentif untuk Modal Usaha

Bisnis.com,13 Agt 2021, 17:32 WIB
Penulis: Maria Elena
Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua di Jakarta, Senin (20/4/2020). /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Survei CSIS Indonesia terhadap manfaat Program Kartu Prakerja menunjukkan insentif dari program tersebut banyak digunakan oleh peserta sebagai modal usaha, di samping untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Peneliti Senior CSIS indonesia Fajar B. Hirawan menyampaikan, berdasarkan survei yang dilakukan, tercatat 86,7 persen responden menggunakan insentif untuk membeli sembako atau kebutuhan sehari-hari.

Di samping itu, 63,4 persen responden menggunakan insentif untuk membayar listrik dan air. 51,9 persen responden juga menggunakan insentif untuk membeli pulsa atau paket internet.

Sementara, 42,4 persen responden menyatakan bahwa mereka menggunakan insentif sebagai tambahan modal usaha.

“Ini menarik, dari 2.000 responden, sebanyak 42,4 persen responden menjawab penggunaan insentif untuk modal usaha,” katanya dalam webinar, Jumat (13/8/2021).

Dia menjelaskan, dari 42,4 responden tersebut, setengahnya menggunakan insentif untuk membeli barang untuk dijual kembali.

“29,2 persen lainnya untuk membeli bahan produksi, misalnya membeli tepung untuk membuat roti, dan sebagainya.

Hal ini juga selaras dengan temuan CSIS pada manfaat Program Kartu Prakerja, di mana terjadi peningkatan status kebekerjaan dan kewirausahaan setelah peserta mengikuti program ini.

Di samping itu, terjadi juga peningkatan jumlah pelaku usaha digital melalui e-commerce setelah peserta mengikuti Program Kartu Prakerja.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menyampaikan bahwa total peserta Program Kartu Prakerja pada semester I/2021 mencapai 2,77 juta peserta dengan anggaran yang disiapkan sebesar Rp10 triliun.

Dia mengatakan bahwa program Kartu Prakerja efektif meningkatkan keterampilan dan kompetensi para pekerja.

Pasalnya, selama ini sangat sedikit perusahaan yang mau berinvestasi untuk meningkatkan kapasitas SDM-nya.

“Ini peran dari Kartu Prakerja, tidak menggantikan pelatihan yang ada, tapi melengkapi supaya pekerja cepat beradaptasi dengan tantangan yang ada,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini