Enam Tips Sebelum Mulai jadi Lender Fintech P2P Lending

Bisnis.com,15 Agt 2021, 23:56 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Pengunjung menghadiri acara FinTech for Capital Market Expo 2019 di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (19/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — Layanan teknologi finansial atau fintech peer-to-peer lending dapat menjadi salah satu alternatif investasi dengan bunga yang menarik dan beragam karakteristik risiko. Terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan sebelum menjadi investor di layanan fintech.

Ketua Klaster Produktif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Reynold Wijaya menjelaskan bahwa jumlah pemberi pinjaman (lender) ritel di bisnis fintech peer-to-peer (P2P) lending terus mengalami pertumbuhan.

Menurutnya, terdapat peningkatan kepercayaan masyarakat untuk pengelolaan dana dengan imbal hasil kompetitif.

Sejalan dengan pernyataan Reynold, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa jumlah rekening pemberi pinjaman per Juni 2021 mencapai 8,96 juta entitas dengan pembiayaan Rp14,7 triliun. Jumlahnya meningkat dari posisi Januari 2021 sebanyak 6,55 juta entitas dengan pembiayaan Rp9,1 triliun.

"Ini menunjukkan fintech pendanaan menjawab dengan tepat bahwa tren transaksi digital terus dipercaya dan memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat," ujar Reynold dalam keterangan resmi yang diperoleh Bisnis pada Minggu (15/8/2021).

Dia yang juga CEO PT Mitrausaha Indonesia Group (Modalku) menyatakan bahwa pemberi pinjaman di fintech P2P lending dapat berasal dari semua kalangan maupun latar belakang. Jumlah pendana terbanyak saat ini berasal dari lender ritel atau pendana perorangan.

Misalnya, di platform Modalku, masyarakat dapat menjadi lender dengan menyalurkan pembiayaan mulai dari Rp100.000. Imbal hasil yang diperoleh beragam, yakni dapat berkisar 12 persen, 18 persen, hingga 20 persen per tahun.

Menurutnya, terdapat sejumlah hal yang perlu diperhatikan seseorang jika hendak menjadi lender di fintech P2P lending. Reynold berbagi enam tips agar menjadi lender bijak, yakni:

  1. Riset sebelum menempatkan dana di instrumen manapun termasuk fintech pendanaan, karena ada hubungan antara risk and reward, pastikan sudah berizin regulator, misalnya OJK.
  2. Pahami risikonya, mana yang masuk ke profil risiko rendah, sedang, dan tinggi.
  3. Jangan berinvestasi dari uang hasil utang.
  4. Pastikan berinvestasi di platform yang legal, dari yang legal juga harus disaring sesuai dengan kenyamanan masing-masing.
  5. Pastikan melakukan diversifikasi investasi di beberapa platform dan jumlah dananya.
  6. Untuk fintech pendanaan sektor produktif, pilih profil borrower yang dinilai tepat untuk Anda danai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yustinus Andri DP
Terkini