Hoaks Seringkali Dibungkus Isu Agama, Menag: Diam Bukan Pilihan!

Bisnis.com,18 Agt 2021, 15:59 WIB
Penulis: Oktaviano DB Hana
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas - Dok. Setpres RI

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan masyarakat untuk tidak diam ketika menemukan misinformasi atau disinformasi (hoaks) di tengah masyarakat.

Dia menilai penanganan hoaks menjadi tanggung jawab semua pihak, tidak hanya pemerintah atau pemangku kepentingan. Pasalnya, dia mengatakan hoaks merupakan sarana yang dapat menghancurkan kemanusiaan.

"Tidak banyak dari kita yang konsen terhadap ini [hoaks]. Seringkali kita lebih memilih diam daripada menjelaskan informasi tidak benar. Jadi, yang benar begini. Seringkali kita lebih memilih untuk,  ya sudahlah...Biarin aja," ujarnya saat memberikan kata pengantar dalam webinar bertajuk Api dalam Sekam: Fenomena Ujaran Kebencian di Indonesia yang dihelat Center for Strategic and International Studies (CSIS), Rabu (18/9/2021).

Menag Yaqut menegaskan bahwa hoaks ini menjadi permasalahan umum di semua negara. Bahkan, dia mengatakan bahwa konflik besar di banyak tempat yang mengancam peradaban dan kemanusiaan muncul dari hoaks.

"Diam ini tentu bukan pilihan yang baik di saat hoaks ini berkembang secara masif," tegasnya.

Menag mengatakan berdasarkan pengamatannya misinformasi dan disinformasi ini meningkat pesat jumlahnya dalam momentum politik tertentu. Umumnya, jelas dia, hoaks itu dibungkus dalam isu agama.

"Saya kira kita bisa ketemu contoh misalnya ketika pemilihan Gubernur [DKI Jakarta] lalu, Ahok versus Pak Anies...Kita banyak yang mempertemukan antara kepentingan politik dan agama di satu titik," jelasnya.

Oleh karena itu, Menag Yaqut pun mengapresiasi upaya CSIS Indonesia dengan membuat National Hate Speech Dashboard sebagai visualisasi atas tren ujaran kebencian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini