Bisnis.com, JAKARTA - Wilayah Mongolia Dalam di China telah menyetujui proyek pembangkit listrik besar-besaran yang akan menggunakan tenaga surya dan angin untuk menghasilkan hidrogen hijau.
Dilansir Bloomberg, Rabu (18/8/2021), Asosiasi Promosi Industri Energi Hidrogen dalam sebuah laporan menyatakan Administrasi Energi Mongolia Dalam telah memberikan izin kepada sekelompok pembangkit di kota Ordos dan Baotou yang akan menggunakan 1,85 gigawatt tenaga surya dan 370 megawatt angin untuk menghasilkan 66.900 ton hidrogen hijau per tahun.
Pengembangan akan dimulai pada Oktober dan proyek akan beroperasi pada pertengahan 2023, kata asosiasi tersebut, tanpa merinci biaya atau pengembang.
Proyek itu akan menghasilkan output hidrogen yang cukup untuk menggantikan sekitar 21 juta galon bensin per tahun jika digunakan untuk kendaraan sel bahan bakar. Menurut analis analis BloombergNEF Xiaoting Wang proyek ini merupakan yang terbesar yang dipelopori oleh pemerintah.
Industri hidrogen China yang sedang booming masih memiliki hambatan yang perlu ditangani dalam lima tahun ke depan.
Kurang dari 20 persen daya dari pengembangan Mongolia Dalam akan disalurkan ke jaringan listrik, dengan sisanya didedikasikan untuk hidrogen hijau.
Sementara beberapa proyek telah diumumkan di China yang menggabungkan energi terbarukan dengan hidrogen hijau, sebagian besar ditujukan untuk pembangkit listrik terlebih dahulu, dengan komponen hidrogen hanya untuk membantu mendapatkan persetujuan, kata Wang.
Namun, proyek tersebut akan membutuhkan setidaknya 465 megawatt elektroliser untuk menghasilkan hidrogen sebanyak itu. Dia menambahkan bahwa pengiriman elektroliser global hanya 200 megawatt pada 2020 dan diperkirakan 400 megawatt tahun ini.
"Proyek-proyek ini akan memasang lebih banyak elektroliser daripada seluruh pasar global pada 2021," kata Wang.
Proyek hidrogen hijau terbesar China sejauh ini berasal dari raksasa industri seperti Sinopec atau Ningxia Baofeng Energy Group, yang akan menyelesaikan rangkaian elektroliser bertenaga surya 150 megawatt tahun ini di salah satu pabrik petrokimianya. China Baowu Steel Group telah mengumumkan rencana untuk 1,5 gigawatt elektroliser bertenaga terbarukan, tanpa memberikan waktu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel