Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Sahabat Sampoerna pada semester I/2021 membukukan pertumbuhan aset sebesar 8,5 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi sebesar Rp13,5 triliun dari Rp12,4 triliun.
Dari sisi penyaluran kredit Bank Sampoerna tercatat senilai Rp8,5 triliun atau meningkat 3,4 persen dibandingkan dengan kondisi per akhir 2020. Termasuk dalam pinjaman yang diberikan Bank Sampoerna per akhir Juni 2021 adalah penyaluran ke segmen UMKM yang sebesar Rp3,5 triliun.
Sementara itu, hingga akhir Mei 2021, keseluruhan industri perbankan hanya membukukan peningkatan total kredit sebesar 0,6 persen year to date (ytd).
Didukung peningkatan pendapatan bunga maupun pendapatan non-bunga, Bank Sampoerna juga membukukan kenaikan pendapatan usaha sebesar 8,6 persen yoy menjadi Rp349,9 miliar untuk enam bulan pertama 2021, dari Rp322,2 miliar.
Pada periode ini, pendapatan bunga bersih meningkat sebesar 5,3 persen yoy menjadi Rp328,7 miliar dan pendapatan non-bunga meningkat sebesar 111,7 persen yoy menjadi Rp21,2 miliar.
Tantangan akibat pandemi Covid-19 masih berlanjut, untuk itu perseroan meningkatkan dana pencadangan. Per akhir semester pertama tahun 2021, rasio pencadangan (cadangan kerugian penurunan nilai/CKPN) terhadap kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) tercatat sebesar 153,2 persen atau meningkat signifikan dari kondisi satu tahun sebelumnya sebesar 99,6 persen.
Dengan semua itu, Bank Sampoerna membukukan laba bersih sebesar Rp18,5 miliar untuk keseluruhan semester pertama 2021.
Direktur Utama Bank Sampoerna Ali Rukmijah mengatakan pandemi yang masih terus berlangsung tidak menyurutkan langkah perseroan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan UMKM.
Komitmen tersebut terus diupayakan Bank Sampoerna dengan melakukan pendampingan dan pengelolaan risiko yang intens dengan nasabah dan debitur, serta mendorong UMKM mengambil peluang yang positif di masa ini untuk dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
"Dengan cara demikian, kami dapat berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi melalui mata rantai kerja sama yang sehat, yang sudah terjalin lama dan saling percaya dengan segenap nasabah dan debitur,” tuturnya dalam keterangan resmi pada Rabu (18/8/2021).
Bank Sampoerna telah bertransformasi secara digital sejak 2014 dan akan terus memutakhirkan layanan perbankan digital agar mempermudah nasabah dalam memenuhi kebutuhan perbankan mereka.
Lebih jauh, kualitas kredit perseroan tetap terkendali dengan rasio kredit bermasalah bruto (NPL gross) pada tingkat 2,75 persen atau turun dari rasio pada akhir semester I tahun sebelumnya pada tingkat 3,85 persen.
Demikian Bank Sampoerna juga memiliki struktur permodalan yang kuat dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang berada di level 20,9 persen, meningkat dari 17,8 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel