Investasi Pembangunan Pembangkit FTP 2 Sambelia Senilai Rp3,04 Triliun

Bisnis.com,19 Agt 2021, 20:15 WIB
Penulis: Harian Noris Saputra
Proses Pembangunan PLTU FTP 2 Sambelia./Bisnis-Harian Noris Saputra

Bisnis.com, MATARAM - Investasi Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) FPT2 Sambelia, Lombok Timur senilai Rp3,04 triliun dengan tenaga listrik yang akan dihasilkan sejumlah 100 MW.

PLTU FTP 2 Sambelia ditargetkan rampung pada Agustus 2022 dan akan menyuplai listrik di pulau Lombok. Jumlah pelanggan yang ditarget dari mendapat manfaat dari PLTU FTP 2 sejumlah 1 juta pelanggan atau kepala keluarga (KK).

General Manager PLN UIP Nusa Tenggara Josua Simanunggalit menjelaskan proyek pembangunan PLTU sudah dimulai sejak 2018 dan progress pembangunan saat ini mencapai 70 persen. "PLTU ini dibangun oleh konsorsium PT.Rekayasa Industri-Rafako S.A dari Polandia dengan nilai investasi Rp3,04 triliun," jelas Josua pada Kamis (19/8/2021).

Fokus pembangunan yang sedang dikerjakan melanjutkan tahap konstruksi, pipanisasi, penyiapan boiler dengan target hydotest pada November 2021. Pembangunan dibagi menjadi dua unit, unit I dan II yang ditargetkan rampung pada Juni dan Agustus 2022.

"Target kami pada tahun depan sudah bisa mentrasfer listrik ke sistem Lombok, sehingga Lombok memiliki cadangan listrik sejumlah 50 MW dari keseluruhan kebutuhan yang ada," jelas Joshua.

Sementara itu, Manajer Pelaksana Proyek PLTU FTP 2 Sambelia Julian Arlisdianto menjelaskan walaupun menggunakan batu bara, PLN menjamin pembangunan PLTU ini dengan konsep eco friendly atau ramah lingkungan sehingga tidak akan merusak lingkungan sekitar.

"Konsep kami tetap ramah lingkungan, kami sama sekali tidak memanfaatkan air tanah, kami gunakan air laut untuk pembangunan dan kebutuhan pekerja seperti mandi. Penyaringan hasil pembakaran batu bara kami sudah 99,99 persen dan hanya 0,01 persen yang dilepas ke udara sehingga sangat aman," jelas Julian. (K48)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini