Indonesia Perlu Waspadai Tekanan Ganda Tapering Off dan Pandemi

Bisnis.com,20 Agt 2021, 20:45 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom memperingatkan soal tekanan ganda yang mungkin dihadapi Indonesia jika kebijakan tapering off terjadi di tengah ketidakpastian penanganan pandemi di dalam negeri.

“Tanpa pandemi mungkin efeknya tidak terlalu besar. Namun jika ada lonjakan kasus Covid-19, maka akan memberi tekanan ke perekonomian dalam negeri. Ini harus diantisipasi karena ketidakpastian makin tinggi sebagaimana tidak ada yang mengira Indonesia menghadapi lonjakan kasus seperti sekarang,” kata Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal, Jumat (20/8/2021).

Tanpa lonjakan kasus, Faisal menyebutkan dampak yang mungkin dirasakan Indonesia tidak akan terlalu besar mengingat the Fed cenderung akan melakukan tapering secara bertahap. Di sisi lain, cadangan devisa berada pada posisi aman untuk menjaga stabilitas nilai tukar.

Meski demikian, dia tidak memungkiri jika tapering off bakal berdampak pada aktivitas impor. Nilai tukar rupiah yang melemah bisa membebani pemasukan bahan baku dan penolong di tengah prospek pemulihan ekonomi.

“Melihat pengalaman selama ini, dampak tapering off lebih dirasakan impor dari pada ekspor karena mayoritas ekspor kita berbasis komoditas yang harganya lebih banyak ditentukan demand dari pada nilai tukar,” kata dia.

Sinyal kuat tapering off  pada tahun ini mengemuka dalam risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal 27 sampai 28 Juli. Mayoritas anggota komite menilai bahwa pengurangan pembelian aset bisa dimulai tahun ini jika ekonomi berkembang sesuai perkiraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini