Bisnis.com, JAKARTA — Badan usaha milik negara (BUMN) dinilai dapat turut mengembangkan layanan keuangan terintegrasi melalui super app, seperti yang dilakukan konglomerasi keuangan swasta. Ego sektoral dan kultur birokrasi perlu ditangani dalam langkah tersebut.
Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menjelaskan bahwa pengembangan super app sebagai layanan keuangan terintegrasi menjadi tren di kalangan konglomerasi keuangan. Langkah itu dinilai akan makin ramai pada 2022.
Dia menilai bahwa pengembangan aplikasi yang terintegrasi membawa keuntungan besar bagi sebuah konglomerasi. Selain menawarkan integrasi sistem usaha dalam satu aplikasi, langkah itu pun dapat menjadi sarana pemasaran yang efektif.
Menurut Bhima, langkah serupa dapat dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pelat merah, baik lintas perusahaan maupun dalam satu payung usaha. Seperti diketahui, sejumlah perusahaan BUMN di bidang keuangan telah menjadi konglomerasi dengan layanan yang beragam.
"BUMN mungkin lebih perlu spesifik, misalnya integrasi super app pembayaran digital LinkAja dengan fasilitas kredit bank atau fasilitas Pegadaian. Karena jumlah BUMN sangat banyak, belum termasuk anak usaha secara sektoral lebih memungkinkan," ujar Bhima kepada Bisnis, Kamis (19/8/2021).
Menurutnya, layanan pembayaran LinkAja memiliki potensi yang besar menjadi super app pelat merah karena layanan yang sepenuhnya digital. Namun, Bhima menilai BUMN perlu menyampingkan ego sektoral jika perusahaan-perusahaan yang berbeda akan 'bersatu' menyajikan produknya dalam platform LinkAja.
Dia menilai bahwa integrasi induk dan anak usahanya akan lebih mudah dilakukan oleh konglomerasi pelat merah. Misalnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang memiliki berbagai layanan keuangan, mulai dari perbankan, asuransi, hingga pembiayaan.
Baca Juga : Dividen BUMN Dipatok Rp35,6 Triliun |
---|
Meskipun begitu, tak menutup kemungkinan bahwa layanan-layanan keuangan dari seluruh perusahaan BUMN bersatu padu dalam plaform LinkAja.
"Sepertinya kalau lewat aplikasi LinkAja bisa pengajuan kredit dari bank Himbara lebih menarik atau LinkAja bisa untuk investasi reksadana di perusahaan sekuritas BUMN dan beli emas di Pegadaian," ujar Bhima.
Lalu, menurutnya, pembentukan super app pun dapat dilakukan holding farmasi dan rumah sakit. Bhima menilai mereka dapat membentuk layanan terintegrasi khusus kesehatan seperti layanan pembelian obat-obatan, pendaftaran pasien di jaringan rumah sakit BUMN lewat aplikasi.
Bhima menilai bahwa konglomerasi pelat merah perlu bergerak cepat jika hendak mengembangkan super app dengan layanan keuangan yang terintegrasi. Menurutnya, BUMN perlu mengatasi budaya birokrasi agar dapat bergerak lebih cepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel