Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta perbankan untuk mendanai proyek-proyek hulu migas dengan suku bunga yang kompetitif.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan efek berganda dari industri hulu migas sebesar 1,6 kali dari nilai investasi dengan besaran yang terus tumbuh dari tahun ke tahun.
"Pertumbuhan industri ini tidak hanya dinikmati oleh sektor migas saja tetapi juga sektor lain seperti perbankan," katanya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Jumat (20/8/2021).
Dwi mengungkapkan struktur investasi hulu migas yang memiliki struktur jangka waktu yang lama diharapkan bisa disikapi oleh sektor perbankan nasional untuk menawarkan rate bunga kompetitif dengan jangka waktu yang berbeda dari pinjaman komersial lainnya.
Menurutnya, pemberian suku bunga kompetitif itu akan membuat perbankan nasional bisa bersaing dengan perbankan asing dalam pembiayaan proyek hulu migas. "Hal ini menjadi peluang bagi industri perbankan, termasuk BUMN untuk mengambil bagian dalam pembiayaan industri hulu migas dan industri-industri pendukung lainnya," ujar Dwi.
Sejak 2009, pemerintah telah menetapkan regulasi bahwa industri hulu migas harus menyisihkan dana abandonment site restoration (ASR) di perbankan BUMN. Total dana ASR saat ini telah mencapai 2,5 miliar dolar AS atau setara dengan Rp36,25 triliun.
Dwi berharap kebutuhan pembiayaan hulu migas sekitar Rp200 triliun bisa mendapatkan ruang pembiayaan dari perbankan nasional yang kemampuan pembiayaannya sekitar Rp5.482,5 triliun pada tahun lalu.
Kesanggupan perbankan nasional dalam memberikan dukungan investasi bagi industri hulu migas menjadi modal dalam upaya mencapai target 1 juta barel minyak dan 12 miliar kaki kubik gas bumi pada 2030.
SKK Migas memproyeksikan nilai investasi yang dibutuhkan industri hulu migas sebesar Rp2.618 triliun dalam kurun waktu 2021-2030.
Direktur Hubungan Kelembagaan dan BUMN Bank BRI Agus Noorsanto menyampaikan bahwa program pemerintah untuk meningkatkan produksi migas nasional adalah berita yang menggembirakan.
Dia mengungkapkan sepanjang triwulan pertama tahun ini porsi pembiayaan sektor pertambangan sekitar Rp128 triliun atau sekitar 12,9 persen dari total pembiayaan secara nasional.
Industri hulu migas yang merupakan salah satu sektor dalam pertambangan hanya memperoleh bantuan yang relatif kecil.
“Dana hulu migas secara keseluruhan di bank BUMN sekitar Rp200 triliun. Dana itu dapat dialokasikan kembali dalam bentuk kredit pembiayaan di KKKS maupun industri penunjang hulu migas," pungkas Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel