Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Jtrust Indonesia Tbk. (BCIC) mengumumkan harga pelaksanaan untuk penambahan modal baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) adalah Rp330.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan kepada BEI pada Selasa (24/8/2021), perseroan menyebutkan aman menerbitkan sebanyak-banyaknya 4,54 miliar saham Seri C dengan nilai nominal Rp100 melalui PMHMETD atau 45,40 persen dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.
Saham-saham tersebut akan ditawarkan melalui Penawaran Umum TerbatasTahun 2021 (PUT–2021). Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) akan dibagikan kepada para Pemegang Saham Perseroan yang tercatat pada 3 November 2021, di mana setiap pemilik 500 saham perseroan akan memperoleh 227 HMETD.
"Setiap 1 HMETD dapat digunakan untuk membeli 1 saham dengan membayar harga pelaksanaan sebesar Rp330, maka nilai emisi saham dalam PMHMETD melalui PUT 2021 ini sebanyak-banyaknya Rp1,5 triliun," sebut manajemen dalam keterbukaan informasinya.
Berdasarkan data RTI, emiten berkode BCIC ini mencatatkan harga saham di kisaran 555, masih lebih rendah 31,9 persen dari posisi bulan lalu. Kapitalisasi pasar Bank JTrust berada di angka Rp5,56 triliun
Adapun, saham yang akan diterbitkan dalam rangka pelaksanaan PMHMETD ini merupakan saham Seri C baru dengan nilai nominal Rp100 per saham yang akan dikeluarkan dari portepel dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, saham-saham tersebut memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal (termasuk hak atas dividen) dengan saham lain perseroan yang telah disetor penuh.
"Setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan ke bawah [round down]," lanjutnya.
Sebagai informasi Bank JTrust Indonesia mencatatkan rugi bersih periode berjalan sebesar Rp295,53 miliar untuk per 30 Juni 2021. Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan kepada Bursa dikutip Minggu (22/8/2021), rugi tersebut menyusut 6,66 persen dibandingkan dengan rugi di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp316,60 miliar.
Bank JTrust mencatatkan pendapatan bunga sebesar Rp10,05 miliar, anjlok 89 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp93,07 miliar. Adapun pendapatan operasional lainnya naik 28 persen yoy menjadi Rp20,59 miliar.
Sementara beban operasionalnya turun 27 persen yoy menjadi Rp329,66 miliar. Alhasil rugi operasional menyusut 12 persen yoy menjadi Rp299,02 miliar.
Dari sisi kredit, Bank JTrust mencatatkan pinjaman yang diberikan tumbuh 4,5 persen ytd menjadi Rp7,45 tirliun. Sementara dari sisi DPK, perseroan mencatatkan simpanan dari nasabah tumbuh 4,9 persen ytd menjadi Rp13,70 triliun.
Dari situ, total asetnya sebesar Rp17,35 triliun per 30 Juni 2021, atau tumbuh 7 persen dibandingkan dengan posisi akhir Desember tahun lalu sebesar Rp16,20 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel