Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja mengaku pengembangan bank digital akan berat dari sisi permodalan dan SDM.
Dia mengatakan saat ini ada sekitar 9 bank digital di Indonesia. Mereka tidak hanya bersaing satu sama lain, tetapi juga bersaing dengan perbankan dan pelaku ekonomi digital lain. Oleh karena itu, rencana pengembangan yang matang perlu dipersiapkan pada masa awal pembentukan.
Di samping itu, Jahja menyampaikan kompetisi perebutan SDM khususnya di segmen teknologi informasi juga sangat besar. Selain karena ketersediaan SDM IT berkualitas masih sangat sedikit, perusahaan-perusahaan besar telah membajak banyak tenaga kerja ini.
"Untuk bisa mengeluarkan produk hebat tentunya butuh programer dan data analis yang jago. Nah ini lah rambu-rambu yang berat, karena kebutuhan SDM ini sangat tinggi, banyak yang sudah di bajak," sebutnya dalam webinar Berita Satu, Selasa (24/8/2021).
Sebelumnya dalam paparan kinerja pada Juli kemarin, Jahja mengungkap BCA telah menyiapkan tambahan modal untuk PT Bank Digital BCA, anak usaha perseroan di bisnis bank digital. Penambahan modal tersebut seiring dengan rencana BCA Digital dapat melantai di Bursa dalam 1-2 tahun mendatang.
Menurutnya, salah satu syarat perusahaan untuk melantai di Bursa yakni harus memiliki size yang cukup besar. Jika size terlalu kecil, kata dia, maka investor hanya memandang sebelah mata.
Sebagai konsekuensinya, BCA melihat perlunya tambahan modal bagi BCA Digital agar memiliki size yang lebih besar. Namun besaran tambahan modal untuk bank digital tersebut belum bisa disampaikan. Sebagai informasi, per 31 Maret 2021, BCA Digital memiliki modal inti sebesar Rp1,37 triliun.
"Kita sudah persiapkan, tapi saya belum ngomong dulu jumlahnya berapa. Karena untuk bisa IPO kita harus sizeable, dan untuk sizeable kita perlu tambahan modal. Modalnya berapa tunggu tanggal mainnya," terang Jahja dalam koneferensi pers.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel