IBC: Baterai Kendaraan Listrik Bisa Tembus Pasar Eropa dan AS

Bisnis.com,25 Agt 2021, 11:38 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova
Ilustrasi. Perakitan baterai untuk mobil listrik/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho optimistis baterai kendaraan listrik yang akan diproduksi perseroan bisa kompetitif di pasar luar negeri.

IBC akan bekerja sama dengan dua pemain besar global baterai kendaraan listrik, yakni Konsorsium LG dari Korea Selatan dan konsorsium Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari China, untuk membangun industri baterai kendaraan listrik dari hulu ke hilir secara terintegrasi. Menurut Toto, kerja sama ini akan memberikan keunggulan yang kompetitif bagi baterai yang akan diproduksi.

"Dengan keunggulan kami ada di integrasi ini, kami sudah melihat secara keekonomian baterai-baterai kami bisa kompetitif sampai ke pasar Eropa, China, dan Amerika," ujar Toto dalam acara Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) Forum 2021, Rabu (25/8/2021).

Selain itu, pihaknya juga membidik pasar kendaraan listrik di Asean. Toto menuturkan, potensi pasar Asean cukup baik dan Indonesia sangat memiliki peluang untuk menjadi hub produksi kendaraan listrik yang menargetkan pasar Asean. Hal ini akan didorong dengan keunggulan produk baterai dalam negeri yang memiliki harga yang sangat kompetitif.

Adapun, IBC memproyeksikan kebutuhan baterai kendaraan listrik di Indonesia dapat mencapai sekitar 30 gigawatt hour (GWh) pada 2035. Dengan proyeksi ini, kata Toto, sementara ini para partner berkomitmen untuk memproduksi sekitar 60 GWh baterai. Baterai yang diproduksi tersebut sebagian akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sebagian akan diekspor.

"Dari 30 GWh ini, kalau dilihat beberapa komitmen dari partner ada yang secara garis besar di sekitar 60-an. Dari 60 itu, sisa 20 memang akan ke Asean," katanya.

IBC dan partner berencana memulai aktivitas di sektor hulu dan konstruksi pabrik baterai pada 2022. Diharapkan pada akhir 2024 atau di 2025, produksi baterai dalam negeri sudah bisa dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini