Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Capital Indonesia Tbk. (BACA) mengangkat Yenny Hoo sebagai direktur baru.
Direktur Utama Bank Capital Wahyu Dwi Ali mengatakan Yenny menggantikan direktur sebelumnya, yaitu Gatot Wahyu Djatmiko yang meninggal dunia pada tahun lalu.
"Yenny menggantikan Gatot yang meninggal pada 2020. Ini sudah efektif dari OJK, tapi proses fit and proper sudah dilakukan dan masih menunggu [hasil]," katanya usai paparan publik, Rabu (25/8/2021).
Di samping itu, Wahyu melanjutkan penunjukkan Yenny juga selaras dengan visi perseroan untuk lebih fokus pada segmen ritel dengan transformasi digital.
Wahyu menyampaikan perseroan akan lebih fokus pada segmen ritel setelah penyuntikan modal pada akhir tahun ini. Perseroan akan berubah dari bank yang fokus ke korporasi menjadi bank yang fokus ke ritel.
"Porsi nasabah korporasi kami itu mencapai 90 persen. Nanti dengan tranformasi, kami akan kecilkan itu hingga hanya 10 persen dan ritel menjadi 90 persen. Plafon kredit korporasi yang tidak sesuai risk appatite kami turunkan," sebutnya.
Adapun, Yenny Hoo tercatat pernah menjabat sebagai Group Head di PT Bank Sinarmas Tbk. (BSIM). Dengan bergabunganya Yenny, maka susunan pengurus Bank Capital menjadi sebagai berikut:
Dewan Komisaris
- Komisaris Utama: Danny Nugroho
- Komisaris: Maxen B. Nggadas
- Komisaris: Amrih Masjhuri
Direksi
- Direktur Utama: Wahyu Dwi Aji
- Direktur: Roy Iskandar Kusuma W.
- Direktur: Gunarto Hanafi
- Direktur: Yenny Hoo
Sebagai informasi, Asuransi Simas Jiwa-Simas Equity Fund 2 mengenggam saham Bank Capital sebesar 10,94 persen. Selain itu, saham BACA dimiliki oleh PT Inigo Global Capital dengan kepemilikan 14,71 persen, PT Delta Indo Swakarsa sebesar 13,96 persen, dan 60,39 persen dimiliki oleh masyarakat.
Pada 2020, Bank Capital juga melakukan transaksi asuransi penjaminan kredit yang menyebabkan adanya pembayaran premi asuransi senilai Rp5,1 triliun untuk periode 12 tahun ke depan.
Asuransi penjaminan kredit dilakukan dengan PT Sinarmas Penjaminan Kredit dengan pembayaran dilakukan bertahap sebanyak lima kali. Penjaminan kredit dilakukan untuk mencegah meningkatnya rasio kredit bermasalah (NPL yang akan menurunkan kualitas aktiva produktif serta meningkatkan risiko kredit atas debitur-debitur yang sudah mulai menunjukan penurunan performa secara keuangan dan bisnis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel