Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah tampak optimistis kehadiran holding BUMN Ultra Mikro (UMi) akan semakin memperkuat ekosistem ultra mikro nasional, menilik kinerja PT Permodalan Nasional Madani (Persero)sebagai bagian holding.
Seperti diketahui, holding BUMN Ultra Mikro menjadi langkah strategis pemerintah dalam pemberdayaan usaha masyarakat kecil melalui PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sebagai induk, PNM dan PT Pegadaian (Persero). Kinerja holding diharapkan mampu ikut menjaga ketahanan ekonomi nasional ke depan.
Presiden Joko Widodo secara khusus menyoroti capaian dari program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar), yang sangat optimal dalam pemberdayaan usaha wong cilik. Bahkan telah melampaui capaian salah satu lembaga keuangan mikro sejenis di Bangladesh, yaitu Grameen Bank.
Hal ini diungkap Jokowi saat mengungkapkan tiga strategi besar menjaga pertumbuhan perekonomian ke depan di tengah pandemi salah satunya adalah pengembangan dan pemberdayaan pelaku UMKM juga usaha UMi melalui digitalisasi.
Menurut Presiden Jokowi, program Mekaar dari PNM yang dimulai sejak 2016 dengan besaran kredit berkisar Rp500 ribu hingga Rp3 juta, yang awalnya pada 2017 jumlah nasabah hanya 1,5 juta saat ini sudah mencapai 10,8 juta nasabah. Menurut Presiden Jokowi hal tersebut merupakan sebuah lompatan yang sangat cepat karena usaha-usaha mikro di Tanah Air bisa lebih berkembang melalui kredit produktif.
"Ini hampir 100 persen ini yang diberikan adalah ibu-ibu dan ini sudah melebihi dari Grameen Bank, karena nasabahnya [Grameen Bank] kurang lebih hanya 6 juta, ini [PNM] sudah sampai ke 10,8 juta nasabah," ujar Jokowi dalam peresmian Pembukaan Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Kamis (26/8/2021).
Kemampuan PNM melayani the bottom of pyramid pelaku usaha di Indonesia yang diyakini semakin kokoh, nyatanya beriringan dengan pertumbuhan bisnis dan aktivitas pemberdayaan perseroan ke depan yang makin besar pasca Holding Ultra Mikro terbentuk.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi menjelaskan bahwa pertumbuhan bisnis dan aktivitas pemberdayaan PNM ke depan berpotensi makin besar pasca terbentuknya holding. Integrasi data pelaku ultra mikro nasional akan semakin solid karena holding tersebut.
Melalui holding BUMN Ultra Mikro, perseroan dituntut untuk lebih agresif dalam membantu pelaku usaha mikro naik kelas, yakni melalui pembinaan yang semakin masif dan penyaluran pinjaman modal produktif dengan bunga cicilan yang lebih ringan.
Oleh karena itu, PNM pun sedang mengkalkulasi beberapa hal seperti potensi beban dana, beban operasional, serta beban lainnya yang akan ditransmisikan pada beban cicilan kredit usaha wong cilik.
"Penurunan [bunga] cicilan akan terjadi pasca holding. Saat ini, sedang didiskusikan bersama. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan," ujar Arief menegaskan.
Dengan integrasi ekosistem UMi melalui holding, PNM cukup optimistis nasabah program Mekaar PNM akan memperoleh keuntungan penurunan bunga pinjaman sekitar 3 persen. Sinergi itu pun akan semakin menguntungkan masyarakat kecil karena dapat mengoptimalkan peran pemberdayaan PNM dengan penurunan biaya overhead sekitar 8 persen.
Selain itu, penguatan ekosistem usaha UMi nasional melalui holding diharapkan dapat memberikan akses pendanaan yang lebih murah, berkurang sekitar 7-9 persen.
Integrasi ketiga entitas BUMN tersebut dinilai bakal membentuk ekosistem usaha UMi yang kuat dengan menjaga, dan mempertahankan pendekatan pemberdayaan sosial PNM, dan model bisnis Pegadaian yang khas. Kemudian juga memperkuat peranan BRI sebagai koordinator dan center of excellence.
"Ekosistemnya tentu akan menjadi lebih besar. Pelaku [usaha] ultra mikro dapat menjalin kerja sama dengan pelaku usaha menengah, bahkan korporasi, secara langsung," sebut Arief.
Senada, Direktur Kelembagaan dan Perencanaan PNM Sunar Basuki mengungkap salah satu harapan besar dari pembentukan holding memang untuk menurunkan biaya cicilan.
Hal itu harus ditempuh agar kehadiran negara lewat BUMN lebih terasa dalam mendukung kinerja pelaku usaha di tataran bawah secara langsung. Terlebih langkah strategis ini bertujuan untuk memperkuat ekonomi masyarakat.
"Hal ini juga sejalan untuk mendukung kinerja pelaku mikro lebih baik lagi di masa pemulihan ekonomi. Hanya saja, besaran penurunan belum ditetapkan. Akan lebih dalam lagi dibahas saat holding efektif," imbuh Sunar.
Sebagai gambaran, berdasarkan laporan keuangan PNM aset perseroan tumbuh dari Rp31,66 triliun pada Desember 2020 menjadi Rp38,15 triliun per Juni 2021. Kontribusi terbesar dari komponen pembiayaan yang diberikan atau piutang pembiayaan kepada nasabah, yang meningkat dari Rp22,08 triliun pada Desember 2020 menjadi Rp28,3 triliun per Juni 2021.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir dalam kunjungan kerja di Jawa Tengah, melihat langsung kegiatan pelaku UMKM yang merupakan para nasabah PNM di Desa Kentong, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Minggu (22/8). Dalam kesempatan itu, Erick didampingi Direktur Utama PNM Arief Mulyadi dan Direktur Kelembagaan dan Perencanaan PNM Sunar Basuki.
Kepada para nasabah PNM, Erick berterima kasih karena turut serta menjaga perekonomian mikro tetap berjalan. Dalam kesempatan itu dia menegaskan dalam waktu dekat akan menggabungkan BRI, PNM, dan Pegadaian yang selama ini bergerak dan membantu pendanaan sektor ekonomi mikro dan kecil.
Melalui sinergi itu Erick menyebut bunga cicilan dari pinjaman produktif akan lebih ringan, "InsyaAllah, bulan November cicilan akan turun," ujar Erick yang disambut tepuk tangan ibu-ibu yang tengah mengikuti pelatihan PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel