Bank Mega Yakin Potensi Kredit Sindikasi Masih Besar

Bisnis.com,29 Agt 2021, 18:15 WIB
Penulis: M. Richard
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang Bank Mega di Jakarta, Rabu (11/11/2020). Bank Mega mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja positif hingga akhir September 2020, laba sebelum pajak naik 27,7 persen menjadi Rp 2,2 triliun dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 1,7 triliun. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mega Tbk. meyakini kredit sindikasi masih berpotensi untuk meningkat pada akhir tahun ini. Hal ini seiring dengan kebutuhan dari sektor infrastruktur serta industri pengolahan nasional.

Direktur Kredit Bank Mega Madi D. Lazuardi menyampaikan perseroan sudah mulai melihat adanya permintaan yang cukup baik dari kredit sindikasi. 

"Kredit sindikasi mulai ada karena nilai kebutuhannya besar dan beberapa bank masuk dalam perjanjian sindikasi. Ada dari infrastruktur dan industri. Namun infrastruktur itu pasti," katanya, Minggu (29/8/2021).

Dia pun menyampaikan potensi pemulihan kinerja ekonomi akhir tahun tampak cukup kuat sehingga perseroan mampu mendorong fungsi intermediasi di segmen korporasi.

"[Pertumbuhan ekonomi akhir tahun harusnya bisa lebih kuat?] Harusnya sih begitu ya," sebutnya.

Berdasarkan laporan interimnya, kredit sindikasi pada paruh pertama tahun ini tercatat Rp6,22 triliun triliun, turun tipis dari baki awal tahun Rp6,27 triliun.

Sebagai informasi, kinerja kredit sindikasi masih belum mampu menunjukkan perbaikan yang berarti pada kuartal ketiga tahun ini. Momentum perbaikan ekonomi akhir tahun diperkirakan masih akan berat bagi perbankan untuk kembali mendongkrak segmen ini.

Bedasarkan data Bloomberg, perjanjian kredit sindikasi dari Januari hingga akhir Agustus tercatat hanya US$13,68 miliar. Pencapaian ini masih setengah dari pencapaian total perjanjian kredit sindikasi tahun lalu yang mencapai US$23,89 miliar.

Adapun, tren kinerja negatif kredit sindikasi telah terjadi sebelum masa pandemi. Total perjanjian kredit sindikasi pada 2019 tercatat US$26,98 miliar. Pencapaian itu lebih rendah dibandingkan 2018 yang mampu mencapai US$31,83 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Azizah Nur Alfi
Terkini