Kredit Sindikasi Masih Berat per Agustus 2021, Bankir Jelaskan Penyebabnya

Bisnis.com,29 Agt 2021, 20:16 WIB
Penulis: M. Richard
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja kredit sindikasi masih belum mampu menunjukkan perbaikan yang berarti pada kuartal ketiga tahun ini.

Bedasarkan data Bloomberg, perjanjian kredit sindikasi dari Januari hingga akhir Agustus tercatat hanya US$13,68 miliar. Pencapaian ini masih setengah dari pencapaian total perjanjian kredit sindikasi tahun lalu yang mencapai US$23,89 miliar.

Adapun, tren kinerja negatif kredit sindikasi telah terjadi sebelum masa pandemi. Total perjanjian kredit sindikasi pada 2019 tercatat US$26,98 miliar. Pencapaian itu pun lebih rendah dibandingkan 2018 yang mampu mencapai US$31,83 miliar.

Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) Jahja Setiaatmadja mengakui kredit sindikasi sejauh ini masih belum begitu kuat.

"Kredit sindikasi biasanya proyek infrastruktur. Nah dari Januari hingga Agustus ini masih belum ada proyek infrastruktur baru. Kuartal keempat mungkin baru ada," sebutnya kepada Bisnis, Sabtu (28/8/2021).

Adapun, Jahja menuturkan perseroan fokus pada segmen korporasi sektor kelistrikan, kebun dan kehutanan untuk bahan kertas, transportasi, serta pergudangan.

Berdasarkan laporan interim perseroan, kredit sindikasi pada paruh pertama tahun ini tercatat Rp39,96 triliun, turun dari baki awal tahun Rp42,36 triliun.

Sementara itu, Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Atturidha menyampaikan tren perlambatan kredit sindikasi nasional pada kuartal ketiga tahun ini seiring dengan kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.

Namun, perseroan melihat adanya perkembangan kebutuhan pembiayaan kredit sindikasi yang cukup meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya, dengan jenis pembiayaan yang cukup beragam, mulai dari maintenance capex hingga project finance.

Berdasarkan laporan interim perseroan, kredit sindikasi pada paruh pertama tahun ini tercatat Rp83,84 triliun, turun dari baki awal tahun Rp88,55 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Azizah Nur Alfi
Terkini