Ekonomi Australia Bisa Kembali Dilanda Resesi

Bisnis.com,30 Agt 2021, 10:17 WIB
Penulis: Reni Lestari
Papan pemberitahuan yang memperingatkan Kita semua bisa menjadi pembawa Covid-19 berada di tempat publik di Sydney, Australia, Selasa (27/7/2021). Setelah sebulan melakukan Lockdown, kasus harian Covid-19 di kota Sydney tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Bloomberg/Brendon Thorne

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Australia mungkin sedikit menyusut pada kuartal kedua 2021, yang akan menjadi resesi teknis jika dikombinasikan dengan kontraksi akibat penguncian pada kuartal ini.

Menurut Citigroup Inc. dan AMP Capital Investors Ltd., sementara ekonomi berkinerja cukup baik pada kuartal kedua, penurunan ekspor bersih kemungkinan menjadi salah satu faktor yang menyeret produk domestik bruto (PDB) menjadi negatif.

Kisaran perkiraan PDB dalam survei Bloomberg berjalan dari perkiraan -0,1 persen hingga lebih dari +1 persen, perbedaan yang luar biasa lebar.

"Ekspor bersih diperkirakan melebihi semua pendorong pertumbuhan domestik yang positif termasuk konsumsi rumah tangga, permintaan pemerintah, investasi bisnis dan lainnya," kata Williamson, kepala ekonom untuk Australia di Citi, dilansir Bloomberg, Senin (30/8/2021).

Sydney kini berada dalam 10 minggu penguncian. Melbourne dan ibu kota nasional Canberra juga berada di bawah perintah tinggal di rumah ketika pihak berwenang berjuang untuk menahan wabah varian delta virus Corona.

Kemerosotan kuartal kedua akan menjadi kejutan, karena pemicu utama resesi diperkirakan adalah penutupan yang berlanjut hingga kuartal keempat untuk paruh kedua 2021 yang negatif.

Australia mencatat kontraksi PDB triwulanan berturut-turut pada paruh pertama 2020 karena Covid menyapu ekonomi global, mengakhiri rentang hampir tiga dekade tanpa resesi teknis.

Pengeluaran konsumen, investasi pabrik serta pengeluaran pemerintah kemungkinan akan menambah pertumbuhan PDB kuartal Juni, kata Oliver, kepala ekonom di AMP.

Namun, ini sepertinya hanya diimbangi oleh penurunan atau stagnasi untuk investasi perumahan dan bangunan nonperumahan serta penurunan signifikan terhadap pertumbuhan dari inventaris dan ekspor bersih.

"Konsep 'resesi' kurang bermakna dari biasanya dalam kaitannya dengan penguncian karena ini bukan siklus resesi normal dan ekonomi harus pulih lebih cepat," kata Oliver.

Data persediaan, yang akan dirilis hari ini, dan ekspor bersih besok, adalah indikator terakhir yang akan diperhitungkan oleh para ekonom untuk menghasilkan perkiraan PDB akhir mereka sebelum laporan pada Rabu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini