Begini Strategi Bank Mandiri Pacu Bisnis KPR

Bisnis.com,30 Agt 2021, 12:18 WIB
Penulis: Khadijah Shahnaz
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. di Jakarta, Kamis (4/7). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menerapkan sejumlah strategi untuk memacu bisnis KPR agar terus tumbuh melampaui tahun lalu. Per Juni 2021, pembiayaan kredit kepemilikan rumah (KPR) Bank Mandiri tumbuh 4,6 persen year on year (yoy) menjadi Rp43,9 triliun. 

Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyampaikan seperti sektor lainnya, Bank Mandiri melihat prospek pembiayaan KPR tahun ini akan sangat bergantung pada keberhasilan program vaksinasi covid-19 yang saat ini sedang berlangsung.

Hal ini dikarenakan, keberhasilan program vaksinasi akan memantik optimisme konsumen untuk mengeksekusi rencana mereka dalam membeli rumah atau rencana investasi lainnya.

"Terkait hal itu, kami berharap dapat mencetak pertumbuhan positif pada bisnis KPR tahun ini dapat lebih tinggi realisasi penyaluran KPR tahun lalu yang sebesar Rp 43,5 triliun," ujar Rudi kepada Bisnis pada Senin (30/8).

Bank Mandiri menerapkan beberapa strategi untuk memacu bisnis KPR tahun ini. Di antaranya dengan menawarkan paket program KPR dengan benefit yang mengkombinasikan kemudahan proses, bunga yang ringan, limit lebih besar, angsuran berjenjang dan jangka waktu KPR panjang agar meringankan cicilan.

Program yang saat ini masih berjalan antara lain program KPR Milenial dengan suku bunga ringan dan kemudahan pengajuan melalui platform digital.

"Sebagai tambahan, hingga akhir Juni 2021 total pembiayaan KPR Bank Mandiri secara bank only telah mencapai Rp 43,9 triliun dengan pertumbuhan sebesar 4,6 persen yoy," tutup Rudi.

Adapun Bank Mandiri pada akhir kuartal II/2021 mencatatkan pertumbuhan laba bersih perseroan menjadi Rp12,5 triliun atau naik 21, 45 persen. Perolehan laba bersih didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 21,50 persen menjadi Rp 35,16 triliun, serta pertumbuhan pendapatan berbasis jasa (fee based income) sebesar 17,27 persen menjadi Rp15,94 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Azizah Nur Alfi
Terkini