Pandemi Percepat Migrasi Brand dan Ritel ke Platform E-Commerce

Bisnis.com,02 Sep 2021, 14:04 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Pekerja mengangkut barang pesanan konsumen di Warehouse Lazada Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (12/11/2019)./ANTARA FOTO-Asprilla Dwi Adha

Bisnis.com, JAKARTA – CEO Lazada Group Chun Li mengatakan pandemi telah mempercepat migrasi merek, peritel, dan pusat perbelanjaan ke platform perdagangan digital (e-commerce). Hal ini turut didorong oleh peningkatan jumlah konsumen yang berbelanja secara daring.

“Brandretailer, dan pusat perbelanjaan telah beradaptasi dengan realita baru ini, dan sebagian besar dari mereka telah bermigrasi secara online. Ini adalah sesuatu yang pada akhirnya akan terjadi, namun dipercepat oleh pandemi,” kata Chun Li LazMall Brands Future Forum 2021 yang digelar secara virtual pada Rabu (1/9/2021).

Dia memberi contoh fenomena yang terjadi di Singapura di mana department store ternama seperti Marks and Spencer telah bergabung dengan Lazada. Begitu pula Siam Center di Thailand yang membantu para tenant menghadirkan toko di LazMall.

“Kami tidak pernah menduga hal ini 18 bulan yang lalu,” tambahnya.

Dia mengemukakan jutaan pelanggan baru yang berbelanja daring telah mempercepat peralihan ke dagang-el. Chun Li mengatakan setidaknya ada 40 juta pengguna baru internet masuk ke ekosistem daring pada 2020 di Asia Tenggara sehingga menyebabkan pengguna internet di kawasan Asia Tenggara mencapai 70 persen penduduk.

Di Lazada, jumlah konsumen aktif tahunan mencapai 110 juta pelanggan. Chun Li mengatakan tingkat kunjungan meningkat secara konsisten dan menyentuh 150 juta konsumen per bulan. Selain itu, transaksi belanja dia klaim tumbuh hampir 100 persen dari tahun ke tahun.

“Ini benar-benar migrasi online yang pesat,” kata dia.

Fitur LazMall sendiri setidaknya memiliki lebih dari 32.000 merek lokal dan internasional dan diluncurkan sejak 2018. Perusahaan menjamin keaslian produk yang dipasarkan lewat LazMall karena Lazada bekerjasama dengan produsen dan distributor resmi dari merek terkait.

Adapun berdasarkan studi Lazada bertakjub Digital Commerce Confidence Index, 70 persen penjual online di Asia Tenggara yakin akan prospek dan pertumbuhan bisnis mereka dalam 3 bulan ke depan. Sekitar 75 persen penjual produk fesyen bahkan meyakini bisnis mereka akan naik 10 persen pada pada kuartal berikutnya.

“Hal ini merupakan berita yang luar biasa dan menunjukkan ketangguhan bisnis e-commerce,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini