11 Perusahaan Transportasi Online China Diduga Lakukan Pelanggaran Ketenagakerjaan

Bisnis.com,02 Sep 2021, 16:00 WIB
Penulis: Nindya Aldila
Logo Didi Globals Inc. di kantor pusatnya di HangZhou, China/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah China memanggil 11 perusahaan penyedia transportasi online setelah adanya dugaan pelanggaran terkait dengan ketenagakerjaan.

Kementerian Transportasi bersama regulator lainnya seperti Administrasi Siber China dan Administrasi Pengawasan Pasar Negara mewawancarai tiga perusahaan terbesar di bidang transportasi online yakni Didi, T3 dan Meituan. Ketiganya diduga merekrut pengemudi dan menggunakan kendaraan yang tidak memenuhi syarat.

"Platform ini disyaratkan untuk mengecek masalah mereka sendiri, memperbaiki perilaku ilegal, menjaga ketertiban pasar untuk persaingan yang adil, dan menciptakan lingkungan yang sehat untuk pengembangan industri transportasi online yang sehat,” kata Kementerian Perhubungan, seperti dikutip dari CNBC.com.

Didi dan Meituan tidak memberikan komentar terkait hal ini. Kementerian Transportasi mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan ini akan menghentikan pendaftaran pengguna baru sampai memperbaiki masalah tersebut.

Regulator meminta platform tersebut agar memastikan bahwa mereka mengantongi izin untuk mobil yang digunakan dan tenaga pengemudi yang layak. Mereka meminta agar perusahaan tidak mengungkapkan promosi palsu atau mengalihkan risiko kepada pengemudi.

Para pengemudi juga harus memiliki waktu istirahat yang cukup dan perusahaan seharusnya mengurangi komisinya dari setiap transaksi.

Bloomberg juga melaporkan bahwa Beijing tengah memperbaiki sistem kebijakan yang timpang antara orang kaya dan miskin. Hal itu berasal dari kampanye “kemakmuran bersama” oleh Presiden Xi Jinping untuk membuat sektor swasta meraih keuntungan setelah ledakan internet selama satu dekade.

Penghapusan aplikasi transportasi online Didi secara tiba-tiba pada Juli - hasil investigasi terhadap pelanggaran privasi data - telah membangkitkan semangat para pesaing yang melihat peluang langka untuk merebut pemimpin yang memegang 90 persen pasar.

Saat ini, Didi membantu pekerja mendirikan serikat pekerja pertama mereka, sebuah keputusan terobosan yang akan segera diikuti oleh rekan-rekan raksasa teknologinya ketika China memberlakukan aturan untuk menghentikan jam kerja berlebihan dan melindungi jutaan buruh dari eksploitasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini