Ada Rights Issue BBRI pada September, Ini Dampaknya Terhadap Bursa

Bisnis.com,02 Sep 2021, 21:01 WIB
Penulis: Pandu Gumilar
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — BCA Sekuritas optimistis transaksi broker pada September 2021 akan meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Presiden Direktur BCA Sekuritas Mardy Sutanto mengatakan saat ini ada banyak variabel ketidakpastian yang bersifat multidimensi. Terutama pada bidang kesehatan dan daya dorong ekonomi. Kondisi itu menjadi penghambat bursa untuk melaju seperti sebelum pandemi.

Meski demikian, Mardy melihat ada banyak katalis positif yang bisa mendorong pertumbuhan transaksi dan membawa indeks harga saham gabungan (IHSG) menjadi bergerak ke zona tinggi. Utamanya, pasar domestik cukup menarik dari sisi imbal hasil dibandingkan dengan instrumen sejenis di Amerika Serikat sebagai patokan arah ekonomi. Kondisi ini memberi alasan yang cukup bagi investor asing untuk menanamkan modal finansialnya di pasar modal Indonesia khususnya Surat Berharga Negara. 

"Lalu Rights Issue BBRI (Bank Rakyat Indonesia)  yang secara tunai senilai Rp41 triliun akan menjadi salah satu daya tarik investor domestik dan asing untuk tetap aktif berinvestasi dipasar modal kita," katanya kepada Bisnis pada Kamis (2/9/2021).

Seperti diketahui, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) telah mengumumkan detail right issue-nya. Aksi korporasi itu menargetkan meraup dana Rp95,9 triliun. Dari jumlah itu sebanyak Rp41 triliun diharapkan dari investor publik dengan harga tebus Rp3.400 per lembar saham.

Disamping itu, lanjutnya, valuasi emiten dalam indeks LQ-45 yang masih berada di bawah nilai wajar turut membawa sinyal baik bagi investor untuk bertransaksi. Apalagi dari sisi kesehatan, kebijaksanaan pemerintah dalam PPKM dan program vaksinasi yang masif, telah terbukti berhasil untuk terus menurunkan tingkat penularan Covid di masyarakat.

"Berbagai katalis positif ini kita optimis dan harapkan agar bulan September akan lebih baik lagi," katanya.

Sebagai informasi, nilai transaksi perantara perdagangan efek sepanjang Agustus 2021 mengalami pertumbuhan 13,8 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Pada bulan kedelapan nilai transaksi broker mencapai Rp550,09 triliun sedangkan bulan sebelumnya Rp483,36 triliun. Adapun nilai transaksi mulai kembali pulih dibandingkan dengan posisi terendah Mei sebesar Rp373,58 triliun.

Perusahaan sekuritas Mirae Asset berada di posisi puncak broker teraktif dengan total transaksi Rp59,93 triliun. Perseroan melakukan aksi beli sebesar Rp29,67 triliun dengan aksi jual Rp30,26 triliun.

Broker dengan kode YP itu tercatat aktif mentransaksikan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA). Adapun total transaksi mencapai Rp3,078 triliun dengan aksi beli Rp1,55 triliun.

Adapun posisi kedua ditempati oleh sekuritas plat merah yaitu Mandiri Sekuritas dengan total transaksi Rp37,81 triliun. Berdasarkan data Bloomberg, perseroan aktif mentransaksikan PT Bank Jago Tbk. (ARTO) mencapai Rp3,67 triliun.

Menyusul berikutnya adalah Indo Premier Sekuritas dengan torehan Rp37,31 triliun. Perseroan aktif mentransaksikan PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) sebesar Rp1,98 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini