Kisah Sukses KakaoBank: Bank Digital Korsel yang Punya 36 Juta Pengguna

Bisnis.com,02 Sep 2021, 11:47 WIB
Penulis: Dinda Aulia Ramadhanty
Bank digital Korea Selatan KakaoBank/www.kedglobal.com

Bisnis.com, JAKARTA - Sebelum demam bank digital menyebar di Indonesia, salah satu perusahaan fintech asal Korea Selatan KakaoBank sukses melantai di bursa saham (initial public offering/IPO) bahkan memiliki 36 juta pengguna. 

KakaoBank juga menjadi bank digital yang kini memiliki lebih dari dengan setengah dari total populasi penduduk di Korea Selatan. Apa rahasia KakaoBank menjadi pemimpin bank digital di Negeri Ginseng?

Melansir dari Kapronasia, kesuksesan KakaoBank ini bukanlah sebuah kebetulan atau keberuntungan. KakaoBank merupakan salah satu e-wallet dengan 36 juta pengguna.

KakaoBank hanya memerlukan dua tahun mendulang profit dan membuka jalan untuk IPO dalam kurun waktu empat tahun sejak pendiriannya pada 2016.

Lantas, apa saja keunggulan KakaoBank dibanding bank digital lain?

Pertama, status Kakao sebagai fintech yang penyediaan layanan messenger bagi para penggunanya, yang kini digunakan oleh hampir mencapai 90 persen dari 52 juta penduduk Korea Selatan.

Kedua, Kakao juga melakukan peluncuran e-wallet dan bank digital pada 2017 sebelum adanya kompetitor lain. Langkah tersebut untuk memfokuskan pasar dalam negerinya, terutama menghindari "bakar uang" yang terus berjalan seiring dengan ekspansi internasional.

Pengaruh perusahaan platform di China pada Kakao terhadap fintech jelas terasa dan bukanlah suatu kebetulan. Pada 2017, Ant Group dan Kakao Pay menjalin hubungan kemitraan strategis. Kemitraan itu dilakukan dengan Ant Group menginvestasikan sebanyak US$200 juta yang menandakan perusahaan China tersebut memegang saham sebesar 45 persen dan 55 persen sisanya merupakan milik Kakao Corp.

Masing-masing dari Alipay dan Kakao Pay memungkinkan penggunaan silang layanan pembayaran mereka, yang kemungkinan akan terus berkembang setelah perjalanan internasional reguler kembali normal.

Sementara itu, Tencent menggenggam sekitar 3,74 persen saham pada KakaoBank dan telah menjalin hubungan mitra bisnis perusahaan induk digibank bertahun-tahun lamanya.

Menilik pada 2013, Tencent juga berinvestasi pada Kakao sebanyak US$63 juta, mengakuisisi sekitar 14 persen sahamnya. Tak berhenti sampai di situ, Tencent juga menambahkan investasinya sebanyak US$47 juta di KakaoGames pada 2018 silam.

Kakao secara agresif dan cekatan meluncurkan produk keuangan digital, dimana hal tersebut merupakan penawaran produk baru dan yang pertama di Korea Selatan.

Korea Selatan tercatat sebagai negara dengan jumlah orang yang memiliki rekening bank yang cukup banyak. Meski demikian, hal pasar perbankan di negara tersebut kurang terlayani secara signifikan.

Kedepannya, Kakao akan menghadapi berbagai kompetitor fintech yang kuat lainnya seperti K'bank dan Toss Bank milik Viva Republica. K'bank yang akhirnya bangkit setelah kemunduran yang terlalu lama, melakukan pertukaran crypto untuk memanfaatkan bitcoin.

Kompetitor lain, Toss juga meluncurkan broker online pertama di Korea dengan nama Toss Securities pada Maret 2021. Kini, Viva Republica sedang mengumpulkan sekitar 200 miliar won (US$177 juta) untuk ekspansi sementara Toss yang akan rilis akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini