Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dinilai bisa melonjak dalam jangka pendek, lantaran terpicu aksi korporasi untuk penawaran umum terbatas atau rights issue yang memiliki nilai emisi terbesar di Tanah Air.
Dalam prospektus yang dipublikasikan pada Selasa (31/8/2021) emiten bersandi BBRI ini menetapkan harga pelaksanaan rights issue sebesar Rp3.400 per saham untuk rencana penerbitan saham baru sebanyak-banyaknya 28,68 miliar.
Harga pelaksanaan tersebut terhitung cukup menarik investor pemegang saham BBRI karena nilainya lebih murah dibandingkan dengan harga saham perseroan, yang sepanjang tahun ini berada di kisaran Rp3.890 hingga Rp4.310.
Analis pasar modal sekaligus ekonom dari LBP Institute Lucky Bayu Purnomo memproyeksikan saham BBRI setelah rights issue, dan terbentuknya holding secara resmi, akan kembali menembus harga di kisaran Rp4.800 dalam jangka pendek.
Menurutnya, peningkatan kinerja saham tersebut dipicu oleh faktor fundamental perseroan yang kuat, serta didorong oleh pembentukan holding BUMN Ultra mikro (UMi).
Hal tersebut dinilai mampu mengintegrasikan, sekaligus memperkokoh pemberdayaan ekosistem UMKM, termasuk usaha ultramikro di dalamnya. “Saat ini, BBRI masih cenderung akan menguat ke angka Rp4.800,” ujarnya, Kamis (2/9/2021).
Pemerintah akan melaksanakan seluruh haknya sesuai dengan porsi kepemilikan sahamnya dalam BBRI, yakni 56,75 persen dengan cara penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang atau inbreng berdasarkan PP No.73/2021.
Oleh karena itu, seluruh saham Seri B milik pemerintah dalam PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) akan dialihkan kepada BBRI secara inbreng.
Baca Juga : Rights Issue Jumbo BBRI Jadi yang Terbesar |
---|
Dengan harga Rp3.400 per saham, BBRI bakal meraih dana Rp95,92 triliun. Dana hasil dari aksi korporasi itu di antaranya akan dimanfaatkan oleh BRI untuk pembentukan Holding BUMN UMi bersama Pegadaian dan PNM.
Lucky menuturkan kinerja BBRI masih positif meski berada di tengah pandemi Covid-19. Perseroan mampu membukukan laba Rp12,54 triliun hingga akhir semester pertama 2021. Pencapaian itu tumbuh sekitar 22,93 persen secara tahunan.
Faktor utama pendorong peningkatan itu adalah kredit tumbuh positif di atas rata-rata industri perbankan nasional. Hingga akhir Juni 2021, penyaluran kredit BRI secara konsolidasian mencapai Rp929,40 triliun. Adapun, periode yang sama tahun lalu sebesar Rp922,97 triliun.
Lucky juga menilai saham BBRI potensial bertumbuh ke depan. Selain itu, saham BBRI dinilai prospektif lantaran ketiga BUMN dalam holding memiliki kinerja keuangan dan fundamental usaha yang sama baiknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel