Bisnis.com, JAKARTA - Kasus gagal bayar Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera memasuki babak baru pada awal bulan ini. Ratusan pemegang polis Bumiputera memutuskan memulai upaya hukum dengan melakukan somasi massal kepada manajemen AJB Bumiputera dengan tembusan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Kamis (2/9/2021).
Ratusan pemegang polis tersebut berasal dari seluruh Indonesia dan berhimpun dalam kelompok bernama Nasabah Korban Gagal Bayar atau disebut dengan Tim Biru. Somasi ini terkait pencairan pembayaran klaim polis asuransi yang lama tertunggak sejak 2017 yang nilainya mencapai sekitar Rp16 miliar.
Surat somasi pertama ini diberikan langsung kepada Direktur AJB Bumiputera Dena Chaerudin Direktur AJB Bumiputera. Surat somasi beserta berkas-berkas pendukungnya itu diserahkan oleh tiga orang perwakilan Tim Biru dan dua orang dari HWMA Law Firm, yang ditunjuk sebagai kuasa hukum Tim Biru.
"Bila 14 hari tidak ada respon yang diharapkan. Kami sudah siapkan langkah hukum berikutnya," ujar Fien Mangiri, Koordinator Tim Biru, ketika dihubungi Bisnis, Jumat (3/9/2021).
Tim Biru telah berupaya dan menuntut pencairan pembayaran klaim polis asuransi. Upaya yang dimaksud antara lain pada Juni 2020 dengan mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI. Kemudian pada Oktober dan Desember 2020, Tim Biru melaksanakan demonstrasi di depan Kantor Pusat AJB Bumiputera Jakarta.
Lalu Februari 2021, melakukan demonstrasi di kantor OJK, dan Maret 2021 seluruh pemegang polis bersama OJK melakukan rapat untuk upaya pembentukan Badan Perwakilan Anggota (BPA) yang hingga sampai hari ini proses pembentukannya tak kunjung selesai. Selain itu, para pemegang polis di Tim Biru ini hampir setiap hari mendatangi kantor cabang dan wilayah AJB Bumiputera di seluruh Indonesia secara bergantian di bawah koordinator Fien Mangiri dan Rudhi Mukhtar.
Fien menjelaskan upaya timnya, baik melalui OJK maupun BPA AJB Bumiputera, untuk menyelesaikan permasalahan ini secara baik-baik tidak mendapat tanggapan positif. Sedangkan kebutuhan hidup terus mendesak dan tidak bisa ditunda karena sebagian besar asuransi mereka adalah dana pendidikan anak.
Oleh karena itu, Tim Biru memutuskan untuk memulai upaya hukum dengan mensomasi secara massal kepada AJB Bumiputera dengan tembusan OJK. "Harapan dari somasi massal ini adalah agar pemegang Polis yang dimaksud dapat memperoleh haknya atas pembayaran klaim yang diajukan," kata Fien.
Kuasa Hukum Tim Biru Jofial Mecca Alwis dan Indramadhani Taufik dari HWMA Law Firm mengatakan kliennya tidak mendapat penyelesaian atas permasalahan pembayaran klaim polis asuransi, baik dari OJK maupun BPA AJB Bumiputera. Padahal berdasarkan Undang-Undang Perasuransian dan Pasal 40 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 69/POJK.05/2016, perusahaan asuransi wajib menyelesaikan pembayaran klaim setidak-tidaknya paling lama 30 hari.
"Oleh karena itu, kami memutuskan untuk mensomasi AJB Bumiputera untuk memperoleh hak klien kami atas pembayaran klaim polis asuransi mereka. Apabila somasi ini tidak ditanggapi dengan itikad baik dan solusi konkret, maka kami akan mengajukan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) pada Pengadilan Niaga,” ujar Jofial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel