Bisnis.com, JAKARTA - Rapat Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Muamalat pada 30 Agustus 2021 mengakhiri pencarian panjang perusahaan atas modal yang dibutuhkan untuk ekspansi.
RUPSLB yang dihadiri 85 persen pemegang saham itu secara bulat menyetujui mekanisme tambah modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu atau right issue. Langkah yang ditunggu perusahaan sejak 2015 namun belum menemui kata sepakat. Bedanya, jika sebelumnya mekanisme tambah modal dari investor eksternal, RUPSLB kali ini menyiratkan injeksi modal dilakukan oleh pemegang saham yang ada karena diputuskan dengan bulat oleh mayoritas pemegang saham.
Dilihat dari situs perusahaan, pemegang saham Bank Muamalat sendiri terdiri dari Islamic Development Bank (32,74 persen), Bank Boubyan (22 persen), Atwill Holdings Limited (17,91 persen), National Bank of Kuwait (8,45 persen), IDF Investment Foundation (3,48 persen), BMF Holdings Limited (2,84 persen), Reza Rhenaldi Syaiful (1,67 persen), Dewi Monita (1,67 persen), Andre Mirza Hartawan (1,66 persen), Koperasi Perkayuan Apkindo-MPI (1,39 persen), dan pemegang saham lainnya (6,19 persen).