Peritel di Palembang Atur Strategi Bertahan di Tengah Pandemi

Bisnis.com,06 Sep 2021, 14:12 WIB
Penulis: Dinda Wulandari
Karyawan JM Departemen Store menjajakan produk kebutuhan pokok di tengah area fesyen. Peritel lokal tersebut kini memperkuat penjualan lini supermarket sebagai strategi bisnis di tengah pandemi. /Bisnis-Dinda Wulandari.

Bisnis.com, PALEMBANG – Peritel di Kota Palembang terus mengatur siasat dan strategi demi mempertahankan roda bisnis di tengah masa pandemi Covid-19.

Sebagian peritel lokal ada yang menonjolkan sektor kebutuhan pokok alih-alih fesyen yang selama ini menjadi core bisnis, sementara yang lain memilih bertahan.

Corporate General Affair Manager JM Group Deny Mulyawan mengatakan pihaknya kini memperkuat lini bisnis supermarket seiring masih rendahnya daya beli masyarakat untuk produk lainnya.

“Selama ini fesyen cukup berkontribusi terhadap penjualan, sekarang kami perkuat sektor supermarket yang menjual kebutuhan pokok masyarakat,” katanya, Senin (6/9/2021).

Deny mengatakan kini share supermarket mencapai 60 persen, sementara sisanya dari produk lainnya.

Dia mengemukakan peritel harus jeli melihat peluang di tengah masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang membuat operasional toko ritel terbatas.

JM Group, yang merupakan jaringan ritel lokal asal Sumsel itu, menilai tingkat kunjungan kini lebih banyak di supermarket.

“Makanya kami tambah kelengkapan barang, perbanyak promo dan kerjasama dengan produsen makanan dan minuman untuk menggenjot penjualan,” katanya.

Sementara itu Ketua Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APBI) Sumsel, Coing, mengatakan sejumlah pusat belanja masih kesulitan lantaran daya beli masyarakat belum normal.

“Masih babak belur, karena ritel kan baru menggeliat kalau ada daya beli masyarakat,” katanya.

Menurutnya, masih ada pula pebisnis di sektor ritel yang kesulitan cash blow. Sejumlah tenant di pusat perbelanjaan modern juga belum bisa beroperasional karena peraturan PPKM.

Coing mengatakan pihaknya berharap pemerintah dapat mendukung sektor ritel dan pusat perbelanjaan dengan kebijakan yang meringankan pebisnis. 

“Kami berharap ada kebijakan yang melegakan kami, jika ada keringanan PPN ritel, maka harusnya juga ada keringanan untuk PPH penyewaan,” katanya.

Di tengah keterbatasan, optimisme masih dirasakan oleh pelaku sektor ritel. Ada pula yang tetap ekspansi untuk mendekat ke segmen pasar.

PT Catur Mitra Sejati Sentosa (CMSS), pengelola supermarket bahan bangunan dengan merek Mitra 10, misalnya menambah cabang di Kawasan Seberang Ulu. 

General Manager Marketing Communication Mitra10 Erick Koswara mengatakan pihaknya turut merasakan dampak pandemi Covid-19 terhadap penjualan. 

Belum lagi, kata dia, sebagai toko ritel bahan bangunan, pihaknya sangat mengandalkan penjualan di toko fisik ketimbang daring. 

Akan tetapi, Erick mengaku, penjualan di Kota Palembang masih tumbuh walaupun sempat terganggu PPKM di kota itu.

“Tren orang berkegiatan banyak di rumah ternyata juga berpengaruh, di mana mereka mengalihkan dananya untuk renovasi maupun memenuhi kebutuhan rumah,” katanya.

Perusahaan pun optimistis bisnis ritel modern masih dapat tumbuh pada tahun ini dengan berbagai strategi, termasuk ekspansi jaringan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini