Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengungkap bahwa salah satu fitur Quick Response Indonesia Standard (QRIS) yang tengah didorong karena mampu berperan besar buat ekosistem UMKM, yaitu QRIS Crossborder atau lintas negara.
Asisten Gubernur BI sekaligus Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta menjelaskan bahwa uji coba fitur ini terus dipercepat, karena mampu mendorong kemudahan UMKM Tanah Air mulai go internasional.
Misalnya, buat UMKM yang berhubungan dengan tempat wisata, berminat mengikuti pameran produk di luar negeri, dan mulai berani menjual produknya di situs dagang elektronik (e-commerce) mancanegara.
Sekadar informasi, terkini BI baru merealisasikan uji coba QRIS Crossborder di Thailand, lewat kerja sama dengan Bank of Thailand (BOT) pada 17 Agustus 2021.
"Jadi tidak perlu lagi nanti tukar-tukar uang dulu di money changer. Ini akan membantu UMKM yang mau membuka pasar mereka lebih luas, dengan mengikuti pameran, jual-beli dengan turis, dan tentu transaksi digital antarnegara," ujarnya dalam diskusi virtual Empowering UMKM Indonesia bersama Artajasa, Senin (6/9/2021).
Fili menjelaskan bahwa salah satu kelebihan fitur ini ketimbang metode konvensional seperti tukar uang dan ambil ATM dalam rangka memudahkan UMKM, yaitu biaya fee atau komisi yang lebih murah.
Alhasil, digitalisasi transaksi harapannya mampu memberikan kepercayaan diri lebih buat para UMKM Indonesia untuk berani menjual produknya tidak hanya ke market lokal.
"Kenapa bisa lebih murah, karena menggunakan local currency settlement, sehingga kurs lebih bagus. Ini hasil kerja banyak pihak, salah satunya lembaga switching seperti Artajasa," tambahnya.
Ke depan, Fili mengungkap bahwa Malaysia akan menjadi negara tujuan selanjutnya untuk mempercepat realisasi kerja sama QRIS Crossborder. Setelah itu akan menyusul untuk Singapura, Jepang, Korea Selatan, dan Arab Saudi.
"Selama masa pembatasan sosial ini kami sedang uji coba di e-commerce dari pembeli di Thailand. Setelah itu, yang sudah intens itu dengan Malaysia, kami akan segera piloting. Kami sudah ngobrol juga dengan beberapa bank sentral di berbagai negara, semoga bisa cepat terlaksana," tutupnya.
Sekadar informasi, BI mencatat transaksi digital banking terus tumbuh pada kuartal II/2021, mencapai Rp9,7 triliun atau meningkat sekitar 57 persen (year-on-year/yoy). Adapun, uang elektronik yang mencapai Rp70,7 triliun atau pertumbuhannya sekitar 48 persen.
Sementara QRIS sendiri transaksinya meningkat secara signifikan tahun ini mencapai Rp5,6 triliun atau tumbuh sekitar 366 persen, dengan merchant tergabung telah mencapai 9,4 juta.
Turut hadir, Widjayanto Djaenudin selaku Chief Operation Officer LinkAja yang mengungkap peran dompet digital dalam memperbesar layanan selain dari sisi pembayaran, namun juga dalam hal kebutuhan permodalan dan credit scoring untuk UMKM.
Sementara itu, Teddy Sis Herdianto selaku Direktur Teknologi Informasi dan Operasional PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) mengungkap pentingnya awareness UMKM dalam hal menjaga data pribadi di tengah maraknya potensi fraud akibat digitalisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel