Marak Pemalsuan Sertifikat Vaksin, Begini Kata Kapolda Metro Jaya

Bisnis.com,07 Sep 2021, 14:52 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Ilustrasi - sertifikat vaksinasi/Bisnis-sae

Bisnis.com, JAKARTA – Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengimbau agar masyarakat memperbaru data pribadi yang dimuat dalam aplikasi PeduliLindungi untuk mengurangi kejadian pemalsuan sertifikat vaksin Covid-19 oleh oknum.

Dia mengungkapkan kini marak terjadi pemalsuan sertifikat vaksin Covid-19, di mana masyarakat belum pernah divaksinasi justru sudah memiliki sertifikat vaksin Covid-19. Hal ini disampaikan Fadil melalui video yang diunggah di kanal YouTube Deddy Corbuzier pada Selasa (7/9/2021).

“Makanya ini pelajaran buat kita. Username, password itu memang harus kita simpan rapat-rapat [dan] hanya digunakan oleh orang-orang yang memiliki kewenangan atau otoritas. Jangan kemudian disebarluaskan,” kata Fadil, seperti dikutip Bisnis.com, Selasa (7/9/2021).

Selanjutnya, dia meminta agar masyarakat sering mengganti password dan username pada aplikasi PeduliLindungi secara berkala.

Fadil juga mengungkapkan kepolisian masih mencari seberapa banyak dan seberapa masif model-model pemalsuan sertifikat vaksin Covid-19.

“Kita akan melakukan perbaikan-perbaikan tentunya, berkoordinasi dengan pengembang aplikasi, berkoordinasi dengan Pemda DKI, berkoordinasi dengan pihak-pihak lain yang terlibat agar masyarakat Jangan mau untuk menggunakan sertifikat vaksin,” paparnya.

Meskipun saat ini warga dapat mengunjungi mal atau pusat perbelanjaan dengan menunjukkan sertifikat vaksin Covid-19, dia menuturkan pemalsuan sertifikat tidak memiliki sisi keuntungan.

“Dengan dia tidak divaksin, lalu dia mengaku sehat. Ini lebih berbahaya daripada kejahatan-kejahatan konvensional lainnya. Ini kan spreading, virus ini kan berbahaya apabila tidak diantisipasi,” ucapnya.

Menurutnya, kasus sertifikat vaksin bukan sekadar masalah pemalsuan. Namun, persoalan yang lebih hakiki yakni bagaimana orang yang tidak divaksin dan mengaku memiliki sertifikat vaksin Covid-19 kemudian menjadi penyebar virus atau spreader.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini