Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) Supriyatno mengatakan BPD harus siapkan manajemen risiko untuk mengantisipasi adanya kredit macet ketika restrukturisasi dari OJK berakhir.
Supriyatno menegaskan BPD harus mengantisipasi akan lonjakan kredit macet sejak dini. Ia pun mengatakan ada berbagai manajemen risiko yang bisa dilakukan memperhatikan siklus kredit, penanganan kredit internal dan manajemen kredit.
"Manajemen risiko menjadi harapan kami untuk menunjukan pertumbuhan yang positif," ujar Supriyatno dalam webinar virtual Selasa (7/9/2021).
Supriyatno pun memaparkan rasio kredit bermasalah atau NPL BPD berada di kisaran 2,9 persen per Juni 2021, lebih rendah dibandingkan dengan NPL industri perbankan yang 3,24 persen.
Adapun per Juni 2021, industri BPD telah melakukan restrukturisasi Rp35,94 triliun atau 7 persen dari total kredit BPD. Dari sisi kredit pun BPD tumbuh 6,04 persen year on year (yoy) menjadi Rp498,6 triliun per Juli 2021
Supriyatno pun menutup dengan mengingatkan agar BPD tetap berhati-hati dan lebih mendalami risiko-risiko kredit yang mungkin terjadi.
“Ini sesuatu yang perlu kita indepth sehingga stress test. Harus kita lakukan agar NPL BPD tidak di atas 5 persen, sebab akan menjadi ancaman bagi BPD,” tutup Supriyatno
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel