Ekspor Kopi NTB Terkendala Mahalnya Ongkos Kirim

Bisnis.com,08 Sep 2021, 13:54 WIB
Penulis: Harian Noris Saputra
Ilustrasi./Antara-Novrian Arbi

Bisnis.com, MATARAM - Ekspor kopi Nusa Tenggara Barat ke luar negeri terkendala biaya pengiriman yang mahal pada masa pandemi Covid-19.

Pengusaha kopi mengaku permintaan kopi dari luar negeri ke NTB khususnya Lombok cukup tinggi, tetapi mahanya ongkos kirim membuat pembeli masih menahan diri untuk melakukan transaksi

Salah satu pengusaha kopi dari Etnik Lombok Kopi Dodi Adiwibowo menjelaskan saat ini biaya pengiriman satu kontainer kopi dari NTB ke negara tujuan bisa mencapai di atas Rp20 juta atau naik 300 persen dari biaya normal.

"Saat kondisi normal sebelum pandemi biaya satu kontainer hanya Rp7 juta, sekarang naik sangat tinggi. Mahalnya ongkos kirim membuat buyer menahan diri untuk melakukan pembelian," jelas Dodi kepada Bisnis, Rabu (8/9/2021).

Dodi menjelaskan saat ini dia permintaan kopi untuk ekspor hanya mencapai maksimal 10 ton, jauh menurun dibandingkan kondisi normal yang bisa puluhan ton.

"Untuk kopi mentah permintaan dari kami 10 ton. Ekspor kopi Lombok didominasi oleh robusta karena paling diminati oleh buyer. Robusta Lombok memiliki keunggulan rasa dibandingkan daerah lain, kompleksitas rasanya menjadi keunggulan," ujar Dodi.

Kopi asal NTB di ekspor ke Korea Selatan, Kanada hingga negara-negara timur tengah, Dodi berharap pandemi Covid-19 segera berakhir agar ekspor kopi kembali bergeliat.

Selain ekspor, pengusaha kopi mengandalkan pasar lokal seperti melayani pesanan dari coffee shop dan retail modern di NTB.

"Saat ini kami banyak melayani permintaan kopi untuk coffee shop, retail. Untuk penjualan rata-rata 100 kg per bulan, sebelum pandemi bisa di atas 500 kg. Saat ini permintaan berangsur pulih dibandingkan sebelumnya," jelas Dodi.

Kopi menjadi salah satu komoditas ekspor NTB selain barang galian tambang yang masih mendominasi. Data BPS NTB menyebutkan ekspor kopi dari NTB pada Juli 2021 hanya senilai US$126, jauh lebih kecil dibandingkan komoditas lainnya seperti ikan dan udang yang mencapai US$1,4 juta. (K48)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini