Jelajah Investasi: Ini Kebutuhan Dana Pembangunan Dua Segmen JTS

Bisnis.com,08 Sep 2021, 16:56 WIB
Penulis: Wisnu Wage Pamungkas
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar Ferry Sofwan Arif

Bisnis.com, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama pemerintah kabupaten dan kota di Selatan juga menggagas ikhtiar bernama Jalur Tengah Selatan (JTS) untuk memantapkan akses ke Kawasan tersebut.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar Ferry Sofwan Arif mengatakan Jabar Selatan juga akan dipayungi oleh Peraturan Presiden (Perpres) yang sama dengan Kawasan Rebana. JTS sendiri sudah mengantongi beragam dokumen seperti feasibility studies (FS), hingga review trase.

Rencanananya JTS akan dibagi menjadi dua segmen yakni Barat sepanjang 111,38 kilometer yang terbentang dari Lengkong, Sukabumi hingga Rancabali, Kabupaten Bandung. Kemudian segmen Timur yang dimulai dari Ciwidey, Kabupaten Bandung hingga Kertahayu, Ciamis sepanjang 254,62 kilometer. ”Rencananya pembangunan dimulai dari 2022-2024,” ujarnya belum lama ini .

Menurut Ferry, JTS memiliki sejumlah urgensi untuk dibangun, pertama demi pemerataan pembangunan di wilayah Selatan, lalu mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengembangan potensi, juga meningkatkan akses menuju destinasi wisata unggulan seperti Geopark Ciletuh dan Pangandaran.

“JTS juga meningkatkan interkonektifitas pusat-pusat kegiatan antara Palabuhanratu-Cidaun-Tasikmalaya dan Pangandaran. JTS juga bisa menjadi alternative akses lintas provinsi Jabar dan Jawa Tengah,” tuturnya.

Dasar pemikiran pembangunan Jalur Tengah Selatan Jabar ini, katanya, adalah karena di Jawa Barat bagian selatan sudah ada Jalur Pantai Selatan, kemudian di jalur yang paling tengahnya adalah Jalur Tengah yang lama, yakni jalur Sukabumi-Bandung-Banjar.

"Tetapi, jarak antara Jalur Pantai Selatan dengan Jalur Tengah itu hampir antara 75 kilometer sampai 100 kilometer jaraknya. Jadi masyarakat yang di jalur tengah ini mau ke Jalur Tengahnya jauh, mau ke Jalur Selatannya jauh. Dari situ awalnya untuk membangun Jalur Tengah Selatan,” katanya.

Pihaknya mencatat kebutuhan anggaran untuk segmen Barat mencapai Rp931 miliar dengan komposisi untuk lahan Rp215 miliar, lalu konstruksi Rp716 miliar. Sementara segmen Timur mencapai Rp1,74 triliun dengan rincian untuk lahan Rp371 miliar dan konstruksi Rp1,37 triliun. “Sumber dana APBN dan BUMD,” ujarnya.

JTS akan membedah jalur eksisting yang ada saat ini dengan lebar 2-5,5 meter menjadi 8 meter. Setidaknya dibutuhkan lahan seluas 195,67 hektare agar jalan sepanjang 357 kilometer ini kondisinya mantap. “Penanggung jawab program ini nantinya Kementerian PUPR dan pemerintah daerah,” tuturnya.

Program Jelajah Investasi Jabar-Jateng 2021 diselenggarakan atas dukungan para sponsor yakni DPMPTSP Jawa Barat, Diskominfo Jawa Barat, PT Migas Hulu Jabar (MUJ), PT Bandaudara Internasional Jawa Barat (BIJB), Bank BJB, JNE Regional Jawa Barat, Bank Indonesia Jateng, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, Bank Jateng Syariah, JNE Regional Jateng, XL Axiata, dan Daihatsu Semarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini