Serapan Lahan Industri Ditarget hingga 300 hektar Tahun Ini

Bisnis.com,09 Sep 2021, 13:30 WIB
Penulis: Reni Lestari
Kawasan Industri Kendal di Jawa Tengah. /cjip.jatengprov.go.id

Bisnis.com, JAKARTA — Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia menargetkan serapan lahan industri dapat meningkat menjadi antara 250 hektare hingga 300 hektare pada tahun ini dari 2020 pada kisaran 180 hektare.

Ketua Umum HKI Indonesia Sanny Iskandar mengatakan telah ada perbaikan serapan lahan sejak kuartal pertama tahun ini, terutama untuk pusat data, kendaraan listrik, dan pergudangan. Sany menggarisbawahi angka yang tercatat tersebut merupakan serapan lahan di Jabodetabek dan Karawang.

"Paling tidak, tidak terjadi penurunan. Harapan kami sekitar 250-300 hektar bisa diserap khususnya oleh beberapa industri," ujarnya dalam konferensi pers online, Kamis (9/9/2021).

Sany menjelaskan, perbaikan serapan lahan pada kuartal pertama tidak berlangsung lama, dan kembali turun pada triwulan berikutnya karena penyebaran virus corona varian delta. Pada periode lebaran pun, serapan lahan masih lesu.

"Saat ini situasinya membaik dan diharapkan kuartal ke-3 dan 4 bisa meningkat kembali," katanya.

Dia melanjutkan, sektor yang berpotensi menyumbang serapan lahan yang cukup tinggi yakni otomotif sekitar 100 hingga 150 hektare. Adapun industri lain yang dinilai dapat berkontribusi pada peningkatan serapan lahan yakni kesehatan dan makanan-minuman.

Sany mengatakan situasi serapan lahan industri yang naik turun juga dipengaruhi oleh penurunan investasi asing. Dari Jepang, misalnya, mulai akhir tahun lalu mulai menunjukkan penurunan. Namun demikian, sejumlah lembaga melalui Indonesia-Japan Business Network, tengah meningkatkan hubungan kerja sama antara kedua negara.

"Harapan kami investasi dari Jepang dapat meningkat kembali seperti pada awal 1990-an," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, merujuk data investasi pemerintah sepanjang semester I/2021, peringkat investasi Jepang menduduki posisi keenam dengan nilai US$1 miliar. Padahal, posisi Negeri Sakura dahulu cukup kuat, bahkan kerap menjadi yang terbesar pertama atau kedua. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini