Dirut PNM Terkejut Kredit Usaha Mikro 'Emak-Emak' Tumbuh Pesat, Ini Pemicunya

Bisnis.com,09 Sep 2021, 06:45 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Kantor PNM/pnm.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja positif perusahaan pembiayaan mikro pelat merah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dari sisi nilai pembiayaan di era pandemi, ternyata ditopang semangat para nasabah untuk memajukan usaha mikro miliknya.

Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengaku tak habis pikir kenapa kinerja perseroan bisa melejit begitu cepat, baik dari program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) maupun program Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM), yang notabene menyasar usaha subsisten atau ultra mikro yang menjalankan usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Sebagai gambaran, nasabah program Mekaar yang merupakan 'emak-emak' pelaku usaha ultra mikro per Agustus 2021 telah mencapai 10,2 juta atau naik 55 persen (year-on-year/yoy), sementara program ULaMM untuk nasabah ultra mikro yang telah naik kelas mencapai 145.502 entitas atau naik dua kali lipat dari tahun lalu.

Penyaluran pembiayaan untuk program Mekaar pun tembus Rp27,8 triliun atau naik lebih dari dua kali lipat ketimbang tahun lalu, sebesar 144 persen (yoy). Sementara itu, ULaMM mencapai Rp1,96 triliun yang naik 72,13 persen (yoy).

"Saya sendiri sebagai Dirut itu terkejut, sampai-sampai jajaran direksi jadi sering turun ke lapangan. Ternyata, para ibu yang masuk program PNM Mekaar ini lebih adaptif dan punya keinginan lebih untuk semakin produktif," ungkapnya dalam diskusi virtual CEOTalk Ketahanan Para Pelaku Usaha Subsisten di Tengah Pandemi, Rabu (8/9/2021).

Dia menambahkan pemicunya karena suami mereka terdampak langsung pandemi sehingga mereka berkeinginan membantu ekonomi keluarga. 

Arief mencontohkan para suami nasabah yang terdampak tersebut antara lain bekerja di sektor informal atau sektor formal yang rentan tutup karena pembatasan sosial. Mulai dari kuli angkut pelabuhan, buruh lepas, sampai supir atau ojek online.

PNM sebelumnya memang sempat mengalami koreksi pada kisaran kuartal II/2020 karena terdampak maraknya restrukturisasi dan kinerja keuangan yang terbatas untuk menggenjot pembiayaan baru. Namun, pertumbuhan pesat mulai terjadi pada akhir 2020 dan berlanjut sampai saat ini.

"Ini menggambarkan bahwa di bawah itu aktivitas ekonomi sudah tumbuh. Produktivitas para ibu pelaku usaha subsisten ini juga tumbuh. Karena kita tidak mungkin memberikan pembiayaan kepada mereka yang tidak punya semangat besar," tambahnya.

Bukan hanya pertumbuhan jumlah nasabah, PNM juga memilih strategi menambah karyawan pendamping lapangan atau account officer (AO), agar perseroan memperbesar dampak nyata memberdayakan pelaku subsisten dari sisi finansial, intelektual, dan jaringan, sesuai amanat pemerintah.

Arief mengungkap hal ini karena pendamping lapangan merupakan tulang punggung kinerja PNM karena perusahaan ini memiliki strategi pinjaman berkelompok, dengan pertemuan mingguan yang menjadi ajang pendampingan sekaligus pembayaran cicilan bagi nasabah.

"Sampai Agustus 2021 tercatat PNM punya 48.586 pendamping, di mana 95,5 persen perempuan. Kami ambil dari tenaga lokal, bahkan tak jarang dari putri atau keluarga nasabah PNM. Sebesar 90 persen lulusan SMA, tapi berdasarkan dorongan menteri BUMN, sudah ada 2.300 yang sambil kuliah," ungkapnya.

Ke depan, dengan bergabung ke dalam Holding Ultra Mikro bersama Bank BRI dan Pegadaian, Arief menjanjikan bahwa PNM akan lebih banyak lagi memberikan nilai tambah yang semakin besar buat pemulihan ekonomi nasional yang ikut ditopang para pelaku usaha subsisten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini