Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) akan terus mendorong penyaluran kredit usaha rakyat atau KUR ke sektor pertanian unggulan.
Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto menyampaikan bahwa pemberdayaan kepada UMKM dengan produk yang berorientasi ekspor akan terus diperluas, baik secara volume maupun sasaran penyaluran pada UMKM atau kelompok usaha kecil lain.
“Untuk penyaluran KUR klaster merupakan salah satu bentuk dukungan nyata BNI dalam program pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya dalam keterangan resmi perseroan, yang diterima Bisnis, Jumat (10/9/2021).
Pemerintah telah membentuk klaster-klaster unggulan di sektor pertanian. Hal ini selaras dengan arahan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bahwa ada delapan klaster unggulan di sektor tersebut.
Kelompok ini terdiri atas klaster padi, klaster jagung, klaster sawit, klaster tebu, klaster jeruk, klaster tanaman hias, klaster kopi, dan klaster porang.
General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil Bambang Setyatmojo menyebutkan bahwa sampai dengan Agustus 2021, realisasi penyaluran KUR Klaster Sawit BNI mencapai Rp1,25 triliun dan diterima oleh 7.265 petani. Secara keseluruhan, KUR BNI telah tersalurkan Rp19,71 triliun dan menyentuh 197.865 penerima di seluruh Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan sinergi kementerian dan Bank Himbara diperlukan dalam mengawal pola klaster, tidak hanya dari sisi pembiayaan melainkan lebih ke percepatan inklusi keuangan secara menyeluruh.
Menurutnya, hal tersebut perlu diterapkan pada ekosistem pada suatu klaster, sehingga dari hulu hingga ke hilir UMKM dapat terbantu secara tepat sasaran.
Terkait hal tersebut, BNI juga akan melakukan pendampingan dan pemberdayaan klaster pertanian. Perseroan juga turut mengintegrasikan ekosistem mulai dari sisi suplai, seperti bibit, pupuk dan alat-alat pertanian. Hal itu dilakukan supaya menjamin ketersediaan pasar, sehingga tercipta transaksi keuangan berbentuk close loop system.
Sebagai catatan, penyaluran KUR sepanjang Januari hingga 27 Agustus 2021 masih didominasi oleh sektor perdagangan, disusul sektor pertanian.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan, penyaluran KUR pada periode tersebut telah mencapai Rp168,6 triliun atau 66,65 persen dari target 2021 sebesar Rp253 triliun. Kredit telah diberikan pada 4,57 juta debitur.
Dari jumlah itu, proporsi terbanyak penyaluran KUR sepanjang tahun ini disumbang oleh KUR Mikro, yakni 61,81 persen. Sementara itu, KUR Kecil berkontribusi 33,83 persen, KUR Super Mikro 4,34 persen, dan KUR Penempatan TKI menyumbang 0,01 persen.
Dari sisi sektoral, proporsi penyaluran KUR 2021 masih didominasi oleh sektor perdagangan yakni sebesar 44 persen, sedangkan sektor pertanian 30,1 persen, dan jasa-jasa 14,3 persen.
Padahal, pemerintah saat ini diketahui tengah berfokus untuk menggeser penyaluran KUR dari sektor perdagangan menuju sektor produktif, seperti pertanian. Sebab, sektor pertanian memiliki daya ungkit tinggi dalam ekosistem dari hulu ke hilir di dalam ikatan rantai nilai, baik dalam penyerapan tenaga kerja maupun peningkatan ekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel