Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar perdana untuk pembiayaan APBN 2021 telah mencapai Rp137,49 triliun hingga 31 Agustus 2021.
“Selain menempuh kebijakan moneter yang longgar melalui perbankan, BI juga terus meningkatkan sinergi kebijakan moneter BI dengan pemerintah, termasuk komitmen BI untuk pembiayaan APBN melalui pembelian SBN di pasar perdana,” kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti, Selasa (14/9/2021).
Destry merincikan, pembelian SBN melalui lelang utama tercatat mencapai Rp62,03 triliun dan pembelian melalui lelang tambahan atau greenshoe option (GSO) mencapai Rp75,46 triliun.
Di samping itu, Bi juga mencatat telah membeli SBN dari pasar sekunder sebesar Rp8,6 triliun dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah dan pasar SBN.
Adapun pada 2020, BI melakukan pembelian SBN dari pasar perdana mencapai Rp473,42 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari pembelian dari pasar perdana sebesar Rp75,86 triliun berdasarkan skema SKB I.
Sementara itu, pembelian SBN secara langsung dalam ranka burden sharing berdasarkan SKB II mencapai Rp397,56 triliun.
Destry menambahkan, BI pun membeli SBN dari pasar sekunder sebesar Rp166,2 triliun untuk stabilisasi nilai tukar rupiah dan pasar SBN.
Hingga 31 Agustus 2021, BI mencatat telah melakukan injeksi likuiditas ke perbankan atau quantitative easing sebesar Rp844,92 triliun.
BI melakukan penambahan likuiditas di perbankan sebesar Rp118,4 triliun sepanjang 2021. Kebijakan quantitative easing tersebut melanjutkan injeksi likuiditas tahun 2020 yang mencapai Rp726,57 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel