Siap Berdiplomasi, AS Terus Pantau Uji Coba Rudal Korut

Bisnis.com,14 Sep 2021, 10:32 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Militer Korea Utara melakukan latihan dengan beberapa peluncur dan senjata taktis ke Laut Timur selama latihan militer di Korea Utara, dalam foto 4 Mei 2019 yang dipasok oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA)./KCNA via Reuters

Bisnis.com, JAKARTA--Amerika Serikat menyatakan tetap memantau dan siap untuk terlibat pembicaraan dengan Korea Utara meskipun Pyongyang mengumumkan bahwa mereka telah menguji rudal baru dengan jelajah jarak jauh selama akhir pekan.

"Posisi kami tidak berubah ketika menyangkut Korea Utara, kami tetap siap untuk terlibat," kata Wakil Sekretaris Pers Karine Jean-Pierre kepada wartawan sepefti dikutip dari ChannelNewsAsia.com, Selasa (14/9/2021).

Media pemerintah Korea Utara kemarin mengumumkan apa yang dikatakannya sebagai uji coba rudal jelajah jarak jauh baru yang sukses. Senjata itu menurut para analis bisa menjadi senjata pertama negara itu dengan kemampuan nuklir.

Pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan indikasi awal adalah bahwa Korea Utara telah melakukan tes rudal sejenis.

Kantor berita resmi Korea Utara, Korean Central News Agency, melaporkan rudal itu adalah "senjata strategis yang sangat penting" dan terbang 1.500 km sebelum mengenai target dan jatuh ke perairan teritorial negara itu selama uji coba pada hari Sabtu dan Minggu.

Rudal jelajah Korea Utara biasanya kurang diminati daripada rudal balistik karena tidak secara eksplisit dilarang di bawah resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Namun, para analis mengatakan menyebutnya "strategis" bisa berarti itu adalah sistem berkemampuan nuklir.

Tidak jelas apakah Korea Utara telah menguasai teknologi yang diperlukan untuk membangun hulu ledak kecil untuk dipasang pada rudal jelajah, tetapi pemimpin Kim Jong Un mengatakan awal tahun ini bahwa mengembangkan bom yang lebih kecil adalah tujuan utama.

Komando Indo-Pasifik militer AS menyatakan uji coba itu berkelanjutan dan Korea Utara fokus pengembangan program militernya dan ancaman yang dihadapi tetangganya dan komunitas internasional.

Juru bicara PBB, Stephane Dujarric mengatakan kepada wartawan: "Kami telah melihat laporan ini, dan saya pikir ini adalah pengingat lain bahwa keterlibatan diplomatik adalah satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian berkelanjutan.

Sementara itu, kepala negosiator nuklir dari Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang akan bertemu minggu ini di Tokyo untuk membahas bagaimana melanjutkan upaya membujuk Korea Utara untuk menyerahkan senjata nuklirnya.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan terbuka untuk diplomasi guna mencapai denuklirisasi, tetapi tidak menunjukkan kesediaan untuk meringankan sanksi terhadap Korea Utara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Edi Suwiknyo
Terkini