Dana Investasi Industri Asuransi Jiwa Semester I/2021 Sentuh Rp510 Triliun

Bisnis.com,14 Sep 2021, 17:17 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova
Karyawan melihat logo-logo perusahaan asuransi yang berada di Kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Senin (2/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat total penempatan dana investasi industri asuransi jiwa sepanjang semester I/2021 mencapai Rp510,5 triliun.

Total penempatan dana investasi di beberapa instrumen investasi, seperti saham, reksadana, surat berharga negara (SBN), sukuk, dan lainnya tersebut meningkat 14,7 persen dibandingkan semester I/2020 yang mencapai Rp445,2 triliun.

"Hal ini tentunya berjalan seiring dengan peningkatan kinerja industri yang membaik pada semester I/2021," ujar Ketua Bidang Marketing dan Komunikasi AAJI Wiroyo Karsono dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (14/9/2021).

Menurutnya, besaran penempatan dana kelola investasi tersebut turut berkontribusi pada pembangunan negara. Sekitar 26 persen dari total dana investasi ditempatkan pada instrumen investasi yang berkontribusi langsung dalam mendukung pembangunan negara, seperti obligasi, sukuk, dan SBN.

Sepanjang semester I/2021, total dana investasi yang ditempatkan pada obligasi, sukuk, dan SBN naik 12,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan nilai total Rp133,5 triliun.

Selain itu, kata Wiroyo, penempatan dana kelola investasi industri asuransi jiwa juga turut menjaga stabilitas pasar modal. Hal ini ditunjukkan dengan penempatan dana investasi pada instrumen saham dan reksadana sepanjang semester I/2021 mencapai total Rp312,4 triliun atau tumbuh 20,4 persen dibandingkan semester I/2020.

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menambahkan bahwa penempatan investasi pada instrumen obligasi pemerintah maupun korporasi dan instrumen pasar modal akan selalu menjadi pilihan utama investasi industri asuransi jiwa. Hal ini disebabkan industri asuransi jiwa membutuhkan penempatan investasi bersifat jangka panjang.

Proporsi portofolio investasi industri asuransi jiwa pun diperkirakan tidak akan mengalami pergeseran pada semester kedua tahun ini. Budi menuturkan, perusahaan asuransi jiwa cenderung tidak langsung bereaksi dalam berstrategi investasi ketika terjadi gejolak pasar maupun adanya perubahan kebijakan bank sentral.

"Kami melihatnya long term. Ketika pasar modal turun ketika 2020 kami tidak pull out. Atau dalam 3 bulan, setahun ke depan pemerintah atau bank sentral mengubah kebijakan, tidak serta merta kami ambil posisi yang baru dalam berinvestasi karena kami melihat horizon jangka panjang," kata Budi.

AAJI juga mencatatkan pendapatan investasi yang positif, yakni sebesar Rp4,9 triliun sepanjang semester I/2021. Angka tersebut setara dengan peningkatan sebesar 122,6 persen dari imbal hasil pada periode yang sama 2020.

"Hasil investasi tahun ini sudah kembali positif dibandingkan 2020. Memasng belum setinggi tahun-tahun sebelumnya karena memang kondisi belum kembali seperti semula," kata Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini