Pembangunan Ekonomi Bali Selama Ini Timpang

Bisnis.com,14 Sep 2021, 12:39 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
Pantai Pandawa di Badung, Bali./Bisnis.com-Feri Kristianto

Bisnis.com, DENPASAR — Pembangunan ekonomi Bali selama ini mengalami ketimpangan dari sisi wilayah maupun sektor-sektor penyumbang Produk Domestik Regional Bruto.

Wakil Gubernur Bali Tjorkorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan pertumbuhan ekonomi Bali Selatan selama ini jauh lebih cepat dibandingkan Bali utara maupun Bali Timur.

Perlu diketahui, Bali Selatan selama ini unggul dari sisi ekonomi dengan mengembangkan pariwisata. Berbeda dengan Bali Utara dan Bali Timur yang lebih mendorong pertanian.

Begitu juga dengan sektor yang memengaruhi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Selama ini, Bali terlalu bergantung pada sektor tersier yakni pariwisata dalam mempengaruhi kondisi ekonomi. Setidaknya, sektor tersier atau pariwisata menyumbang 66,51 persen untuk PDRB Bali.

Sementara itu, sektor primer yakni pertanian dalam arti luas hanya menyumbang 16,04 persen dan sekunder yakni industri kecil sebesar 17,45 persen.

"Bali menjadi provinsi yang mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi paling dalam di Indonesia, yakni sampai minus 12 persen lebih, ini menguatkan kesadaran kami bahwa pembangunan Bali selama ini timpang, tidak balance," katanya, Selasa (14/9/2021).

Padahal, lanjutnya, pariwisata Bali sangat berkaitan dengan pertanian. Roh pariwisata di Bali dinilai berasal dari budaya agraris yakni pertanian.

Menurutnya, pemerintah Bali sudah berupaya untuk mendorong serapan produk pertanian ke pariwisata. Selama pandemi Covid-19, produksi pertanian yang meningkat tidak didukung daya serap yang tinggi dari hotel dan restoran.

"Kondisi ini membuat over supply produk pertanian, hubungan pertanian dan pariwisata di Bali tidak bisa kita pusatkan, oleh sebab itu saya melihat ketimpangan ini sejak awal," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini