Studi Terbaru: Dunia Akan Kekurangan Pangan pada 2040

Bisnis.com,14 Sep 2021, 10:03 WIB
Penulis: Nindya Aldila
Petani menanam bawang. Food Estate merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi di suatu kawasan. Food estate juga dapat menjadi lahan produksi pangan nasional, cadangan pangan, dan distribusi pangan. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah laporan dari lembaga kebijakan yang independen di London, Chatham House mengungkapkan bahwa terdapat ancaman kekurangan pasokan pangan pada 2040 seiring pertumbuhan populasi di dunia dan adanya perubahan iklim.

Dilansir Bloomberg, Selasa (14/9/2021), dampak iklim yang parah akan terjadi pada 2040 jika negara-negara tidak mengurangi emisi, menurut laporan itu.

Hasil tanaman pokok diperkirakan akan menurun hampir sepertiga pada 2050 kecuali emisi dapat dikurangi secara drastis dalam 10 tahun ke depan. Sementara itu, petani perlu menanam hampir 50 persen lebih banyak makanan untuk memenuhi permintaan global.

Laporan Chatham House akan digunakan untuk pertemuan kepala negara sebelum Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) pada Oktober di Glasgow.

Harga pangan mendekati level tertinggi dalam satu dekade terakhir yang didorong oleh gangguan pada rantai pasok akibat pandemi dan cuaca ekstrem. Harga gandum melonjak selama musim panas karena kerugian panen oleh beberapa eksportir terbesar.

“Kami dapat memperkirakan harga seluruh makanan pokok akan naik signifikan. Kami juga memperkirakan akan terjadi kekurangan [pangan] di beberapa bagian dunia," kata kepala penelitian Daniel Quiggin.

Dalam penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa proporsi lahan pertanian akan terdampak oleh kekeringan hingga 32 persen per tahun. Kerugian juga akan terjadi sebanyak 10 persen atau lebih dari produksi jagung di empat negara eksportir teratas pada 2040-an.

Tanaman utama dari gandum hingga kedelai dan beras cenderung mengalami penurunan hasil secara tajam karena kekeringan dan periode pertumbuhan yang lebih pendek, kata Quiggin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini