Perbesar Porsi Lender Institusi, Akseleran Jajaki Sejumlah Bank

Bisnis.com,15 Sep 2021, 18:55 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Head of Public and Government Relations Akseleran, Rimba Laut (kiri) dan Co Founder and Chief Credit Officer Akselaran, Christopher Gultom./JIBI/BISNIS/ Alif Nazzala Rizqi

Bisnis.com, JAKARTA - PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) mengamini bahwa posisi industri teknologi finansial peer-to-peer (P2P) lending kini tengah menjadi primadona sebagai perantara atau 'makelar' dalam berbagai aspek.

Christopher Gultom, Chief Credit Officer & Co-Founder Akseleran mengungkap salah satunya ketertarikan menjadi sisi pendana atau lender institusi di platform P2P lending.

Porsi pendana di Akseleran sendiri masih didominasi lender perorangan atau retail mencapai 70 persen. Namun, lender institusi tentu dibutuhkan agar platform siap apabila permintaan dari peminjam (borrower) melonjak.

"Apakah kita punya rencana menggandeng lembaga keuangan sebagai lender institusi, tentu ada. Saat ini kita sudah ada sekitar 15 lender institusi, mulai dari bank, sampai multifinance, Pegadaian pun menyalurkan lewat kami," ujarnya, Rabu (15/9/2021).

Sebagai gambaran, lender institusi Akseleran yang porsinya 30 persen ini merupakan buah dari menggandeng partner seperti Bank BCA, Bank Mandiri, Bank J-Trust, Bank Jago, bahkan Pegadaian sampai multifinance seperti Saison Modern Finance, KreditPlus, MTF, dan lain-lain.

Menyalurkan pembiayaan lewat fintech P2P pada hakikatnya memang memberikan beberapa keuntungan buat suatu institusi. Seperti potensi menjangkau calon konsumen baru, memperbesar jejaring ke debitur UMKM yang notabene lebih berisiko, dan tentu adanya potensi imbal hasil tinggi.

"Kami juga sudah ada pembicaraan dengan beberapa bank lagi. Karena kami sudah terbilang lama bermain di P2P lending, jadi banyak yang berdatangan menawarkan. Tapi yang perlu dicocokkan itu dari sisi cost of fund. Kami tidak bisa menerima institusi yang minta bunga terlalu tinggi, karena tentu akan memberatkan pelaku usaha sebagai borrower kami," tambahnya.

Berikutnya, selain kolaborasi sebagai pendana, ada pula kolaborasi dari sisi integrasi penyediaan fasilitas produk pinjaman atau pembiayaan, memanfaatkan fleksibilitas yang bisa ditawarkan sebuah fintech P2P lending.

Sebagai contoh, suatu perusahaan besar pasti memiliki supplier, vendor, atau rekanan, yang tak jarang merupakan UMKM. Di mana apabila usaha UMKM tersebut melambat karena keterbatasan modal, mereka juga akan ikut terdampak.

Oleh sebab itu, kolaborasi dengan fintech P2P akan memberikan simbiosis mutualisme. Perusahaan bisa merekomendasikan rekanan-rekanan UMKM mereka untuk melakukan pinjaman invoice atau PO di Akseleran agar arus kas terjaga dan harapannya produktivitas UMKM tersebut meningkat.

Christopher mengungkap Akseleran pun melihat adanya peningkatan kebutuhan permodalan berkaitan fenomena ini. Oleh sebab itu, platform tengah mempersiapkan beragam produk baru yang bisa diintegrasikan dengan para institusi.

"Kita memperbesar kerja sama dengan partner, memberikan akses pembiayaan bagi merchant mereka, dan bisa langsung connect dari platform kelolaan partner. Gampangnya, seperti paylater, tapi untuk para pelaku usaha," jelasnya.

Beberapa produk tersebut, antara lain supply chain financing yang bekerja sama dengan perusahaan besar untuk kita akomodasi fasilitas pinjaman ke vendor atau supplier mereka.

Selain itu, ada juga consumer loan yang berfokus ke employment loan atau pinjaman karyawan, memfasilitasi karyawan mitra yang butuh pinjaman lewat pencairan gaji lebih awal. Ada pula buyer financing, untuk memfasilitasi kebutuhan modal para distributor perusahaan besar.

"Salah satu konkretnya sebagai contoh, ketika UMKM butuh barang modal membeli dari partner kami, Bhinneka misalnya, ketika checkout pembayaran nanti sudah ada pilihan bayar dari pinjaman Akseleran," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Azizah Nur Alfi
Terkini