Neraca Dagang RI Surplus 16 Bulan Beruntun, Ini Dampaknya ke Perekonomian

Bisnis.com,15 Sep 2021, 17:46 WIB
Penulis: Maria Elena
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Neraca perdagangan yang tercatat mengalami surplus selama 16 bulan beruntun hingga Agustus 2021 dinilai akan mendukung ketahanan eksternal Indonesia.

Pada Agustus 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan sebesar US$4,74 miliar. Capaian ini melonjak dari surplus pada Juli 2021 sebesar US$2,59 miliar.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menyampaikan pelonggaran PPKM level 4-3 akhir-akhir ini memberikan sinyal yang positif bagi pemulihan ekonomi Indonesia ke depan, khususnya pada kuartal IV/2021.

Meski pembatasan mobilitas dilakukan secara bertahap, permintaan domestik diperkirakan masih terbatas sehingga membatasi laju impor.

Dengan perkembangan tersebut, Faisal memperkirakan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) hingga akhir 2021 akan mencapai -1,06 persen dari PDB.

Meski melebar dari posisi 2020 yang tercatat sebesar -0,42 persen dari PDB, Faisal mengatakan perkiraan pelebaran CAD pada 2021 tetap relatif lebih sempit dari tingkat rata-rata 5 tahun pra-pandemi sebesar -2,22 persen dari PDB.

“Kami melihat bahwa angka perkiraan untuk CAD 2021 dapat mendukung keseluruhan neraca pembayaran, juga cadangan devisa dan stabilitas nilai tukar rupiah,” katanya, Rabu (15/9/2021).

Faisal memperkirakan kinerja ekspor masih tetap solid di tengah harga komoditas yang masih tinggi dan permintaan eksternal yang kuat. Hal ini diakuinya mampu menjaga surplus neraca perdagangan dalam waktu yang cukup lama.

Namun, menurutnya surplus neraca perdagangan akan mengalami penyusutan pada akhir 2021 seiring dengan percepatan vaksinasi covid-19 dan pelonggaran PPKM level 4-3 sehingga akan mendorong perbaikan permintaan domestik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini