Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara tetap mampu berkembang di tengah tekanan pandemi Covid-19. Buktinya, kawasan Asia Tenggara terus mencetak sejumlah startup kelas unikorn (unicorn) atau bervaluasi US$1 miliar.
Sebelumnya, berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2020 yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company, jumlah startup unicorn di Asia Tenggara tercatat 12 perusahaan. Jumlah itu bertambah dari sebelumnya yakni 11 pada 2019. Mereka di antaranya adalah Bigo, Bukalapak, Gojek, Grab, Lazada, Razer, OVO, Sea Group, Traveloka, Tokopedia, VNG,dan VNPay.
Jumlah itu pun terus bertambah. Bahkan belum lama ini hanya dalam satu hari saja, yakni pada Rabu (15/9/2021), terdapat dua startup Asia Tenggara yang mengumumkan diri masuk ke jajaran unikorn. Pertama, di Indonesia terdapat perusahaan rintisan teknologi finansial atau fintech Xendit. Kedua dari Singapura, marketplace Carousell juga tergabung dalam unicorn.