KNKT Mulai Investigasi Kecelakaan Pesawat Rimbun Air

Bisnis.com,16 Sep 2021, 14:51 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Pesawat Rimbun Air Pk OTW yang hilang kontak sejak pukul 07.37 WIT Rabu 15 September 2021./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan segera menginvestigasi penyebab jatuhnya pesawat Rimbun Air pasca ditemukannya black box atau kotak hitam.

Kotak hitam pesawat pada akhirnya berhasil ditemukan oleh Tim SAR yang merupakan gabungan Basarnas, Aparat Keamanan, dan Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah X Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Novie Riyanto menjelaskan kotak hitam pesawat dengan resgistrasi PK-OTW tersebut telah berhasil dievakuasi Rabu malam.

"Kemarin malam, Tim SAR telah mengevakuasi kotak hitam pesawat milik Rimbun Air, bersamaan dengan ditemukannya ketiga jenazah kru Rimbun Air", ujarnya melalui siaran pers, Kamis (16/9/2021).

Novie juga menyampaikan kondisi terkini perihal keberadaan tiga orang kru yang menjadi korban. Bersamaan dengan kotak hitam tersebut, dan saat ini jenazah ketiga kru telah tiba di Timika hari ini Pukul 08.33 WIT dan akan diserahkan kepada keluarga masing-masing.

"Kami menyampaikan duka cita yang mendalam, semoga keluarga ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran", tambahnya.

Sebagai informasi, sebelumnya Pesawat milik maskapai Rimbun Air seri Twin Otter 300 dengan nomor registrasi PK-OTW dilaporkan hilang kontak pada hari Rabu (15/9) pukul 07.30 WIT, dan ditemukan jatuh di Gunung Wabu, Distrik Sugapa, Papua.

Pesawat PK-OTW dengan rute penerbangan Bandar Udara Nabire menuju Bandar Udara Bilorai di Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya tersebut memuat kargo berupa bahan bangunan dan terdapat manifest 3 penumpang yang kesemuanya merupakan awak pesawat atas nama HA. Mirza (Pilot), Fajar (Co Pilot) dan Iswahyudi (Teknisi).

"Saat ini penyebab jatuhnya pesawat Rimbun Air masih didalami dan diinvestigasi oleh pihak KNKT", tekannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini